Harga Minyak Mentah Bertengger di US$ 68,11 per BBl Dibayangi Ekonomi China dan Rilis Data Inflasi AS

photo author
- Kamis, 14 Desember 2023 | 12:54 WIB
Harga Minyak Mentah Bertengger di US$ 68,11 per BBl Dibayangi Ekonomi China dan Rilis Data Inflasi AS
Harga Minyak Mentah Bertengger di US$ 68,11 per BBl Dibayangi Ekonomi China dan Rilis Data Inflasi AS

realitasonline.id - Berdasarkan data dari Trading Economics Rabu (13/12) pada pukul 14.27 WIB, harga minyak mentah berada di US$ 68,11 per BBl. Sementara minyak Brent di posisi US$ 72,79 per BBl.

Harga minyak mentah masih dalam tren penurunan. Ekonomi China dan rilis data inflasi dari Amerika Serikat (AS) dan India menjadi katalisnya.

Menanggapi hal tersebut, Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, harga minyak mentah mencerminkan kekhawatiran terkait pelemahan ekonomi di China dan antisipasi menjelang rilis data inflasi utama dari AS dan India.

Dia melihat China semakin tergelincir ke dalam disinflasi pada bulan November, menambah kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Hal ini terjadi hanya beberapa hari setelah data menunjukkan penurunan impor minyak China, mencerminkan perlambatan pertumbuhan yang merugikan permintaan negara ini terhadap harga minyak mentah.

Menurutnya, pasar saat ini menunggu data inflasi utama dari AS dan India yang dijadwalkan dirilis hari ini.

"Inflasi Consumer Price Index (CPI) AS diperkirakan mengalami penurunan, meskipun tetap di atas target tahunan Federal Reserve sebesar 2%," ujarnya dalam keterangan tertulis

Sambungnya, kondisi inflasi dapat memengaruhi pandangan The Fed terhadap suku bunga pada tahun 2024. Ini menciptakan ketidakpastian terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga di awal tahun.

Ketidakpastian akan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi beban bagi harga minyak mentah.

Trader khawatir bahwa kondisi ekonomi yang terbatas akan menggerus permintaan bahan bakar, yang terlihat dari penurunan permintaan bahan bakar di AS dalam beberapa minggu terakhir.

Kondisi moneter global yang ketat dan pemangkasan produksi yang kurang memuaskan dari OPEC+ menandakan bahwa pasar akan tetap kurang ketat pada awal 2024 dari perkiraan sebelumnya.

Fischer menyampaikan, kondisi pasar minyak saat ini menunjukkan kecenderungan penurunan yang lebih signifikan.

Ia menilai, pemangkasan produksi yang mengecewakan dari OPEC+ menjadi faktor kunci dalam perubahan prediksi ini.

"Pasar terlihat kurang ketat pada awal 2024 daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan prospek jangka pendek untuk minyak tetap suram," tutup Fischer.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cek Indikasi Kerusakan dan Perawatan Karet Pintu Mobil

Kamis, 27 Februari 2025 | 06:55 WIB

Ungkap Efek Mobil Jarang Digunakan

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:28 WIB
X