Indeks Saham di Asia Mayoritas Ditutup Flat dengan Kecenderungan Turun di Awal Tahun 2024

photo author
- Selasa, 2 Januari 2024 | 21:39 WIB
Indeks Saham di Asia Mayoritas Ditutup Flat dengan Kecenderungan Turun di Awal Tahun 2024
Indeks Saham di Asia Mayoritas Ditutup Flat dengan Kecenderungan Turun di Awal Tahun 2024

realitasonline.id - Pada perdagangan hari pertama di tahun 2024 Indeks saham di Asia mayoritas ditutup datar (flat) dengan kecenderungan turun di pasar spot.

Di perdagangan hari ini, Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,6% setelah mencatatkan kenaikan 4,5% selama bulan Desember 2023.

Di mana sentimen investor tertekan oleh data Manufacturing purchasing managers’ index (PMI) China dan juga gempa bumi kuat di bagian tengah Jepang yang sempat mengganggu layanan kereta api.

Sementara itu, sejumlah indeks di Asia memang rentan koreksi setelah mencatatkan kinerja yang solid di tahun 2023, di tengah semakin besarnya spekulasi bahwa bank sentral AS, yakni Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan di awal 2024.

Dengan sinyal mengenai pemangkasan suku bunga ini akan diberikan antara lain oleh rilis data pasar tenaga kerja (Non-Farm Payrolls) AS untuk bulan Desember akhir pekan ini

Berdasarkan rilis data Manufacturing PMI hari ini memperlihatkan pelemahan lebih lanjut pada aktivitas sektor manufaktur di Asia bulan lalu, seiring dengan lesunya pemulihan ekonomi China yang menghambat bangkitnya permintaan.

Ekonomi yang berorientasi berat pada teknologi masih berada dalam tekanan, terlihat dari data Manufacturing PMI Korea Selatan.

Yang kembali mengalami kontraksi dengan turun ke level 49,9 dari level 50,0 dan data Manufacturing PMI Taiwan memperpanjang kontraksi menjadi 19 bulan beruntun.

Data Caixin Manufacturing PMI China secara tak terduga mengalami akselerasi di bulan Desember, naik ke level 50,8 dari level 50,7.

Hal ini bertolak belakang dengan data resmi Manufacturing PMI yang bertahan di teritori kontraksi selama tiga bulan beruntun.

Data Manufacturing PMI juga memperlihatkan aktivitas sektor manufaktur di Malaysia dan Vietnam yang tetap berada di teritori kontraksi.

Dari dalam negeri, data S&P Global Manufacturing PMI Indonesia naik ke level 52,2 di bulan Desember dari level 51,7. Ini menandakan ekspansi aktivitas sektor manufaktur selama 28 bulan beruntun dan dengan laju tercepat sejak September 2023.

Laju inflasi Indonesia melambat menjadi 2,61% year-on-year (YoY) di bulan Desember dari 2,86% YoY di bulan November dan lebih rendah dari ramalan pasar di lecek 2,72%.

Inflasi ini tetap bertahan di dalam kisaran target inflasi 2% - 4% yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) selama 8 bulan beruntun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cek Indikasi Kerusakan dan Perawatan Karet Pintu Mobil

Kamis, 27 Februari 2025 | 06:55 WIB

Ungkap Efek Mobil Jarang Digunakan

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:28 WIB
X