Pada perdagangan Jumat (5/1/2024) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,12% ke level 7.350,62 di pasar spot.
Baca Juga: IHSG Semakin Bersinar Sempat Sentuh All Time High ke Level 7.403,57
Tapi, IHSG sempat melompat dan menyentuh level tertinggi sepanjang masa alias all-time high (ATH) di level 7.403,57 namun di akhir perdagangan IHSG tergelincir.
Menanggapi hal tersebut, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, IHSG sempat menyentuh all time high didorong potensi penerapan kebijakan pivot The Fed.
Baca Juga: Kurs Rupiah Spot Melemah Hingga 0,76% Bertengger di Level Rp15.399 Dolar AS Selama Sepekan
Yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada Maret 2024. Performa IHSG juga didukung oleh tingkat stabilitas politik dan keamanan dalam negeri yang sejauh ini masih sangat kondusif.
Apalagi, Indonesia tengah menantikan debat calon presiden kedua yang mengusung tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.
"Kondisi menjelang pemilihan umum yang kondusif ini diharapkan berefek positif terhadap stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia," paparnya.
Baca Juga: Indeks Wall Street Menghijau di Akhir Pekan Ini Menanti Kejelasan Penurunan Bunga The Fed
Sementara, menurut Head of Research Team PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy menilai, secara teknikal, rally IHSG yang sudah berlangsung sejak awal November 2023 ini memerlukan konsolidasi yang sehat.
Hal ini diperlukan untuk mempertahankan keuntungan jangka panjang lebih lanjut.
Robertus tetap mempertahankan ekspektasi bahwa The Fed dan Bank Indonesia berpeluang untuk menurunkan suku bunga menjelang semester kedua tahun ini. Potensi penurunan suku bunga acuan ini didukung tingkat inflasi yang terkendali.
Oleh karena itu, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mempertahankan target IHSG di level 8.100 untuk tahun 2024. Support terdekat berada di level 7.200 sedangkan resistance terdekat di 7.450.
"Target IHSG kami menyiratkan rasio P/E 14x-15x dengan perkiraan pertumbuhan earning per share (EPS) sebesar 5%-6% year on year dari EPS T12M saat ini," tutur Robertus dalam risetnya.