realitasonline.id - Pada Perdagangan Jumat (5/1/2024) di pasar spot kurs rupiah spot melemah 0,16% ke posisi Rp 15.516 per dolar Amerika Serikat (AS).
Dan di JISDOR Bank Indonesia (BI) kurs rupiah menguat 0,05% ke Rp 15.518 per dolar AS. Pergerakan kurs rupiah di Perdagangan Senin (8/1/2024) Masih akan Berfluktuasi
Menanggapi hal tersebut, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan pelemahan kurs rupiah di pasar spot didorong data global yang masih volatil. Sementara penguatan rupiah JISDOR disokong data dari dalam negeri yang positif.
Ternyata, hal ini terlihat dari data PMI Indonesia yang berada dalam fase ekspansi 28 bulan berturut-turut. Lalu inflasi utama juga berada di bahwa range BI di 2,61%.
Untuk besok, Fikri menilai salah satu sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah dari data cadangan devisa. Ia memperkirakan akan ada kenaikan tipis didorong inflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp 8 triliun.
"Namun, kami nilai itu belum cukup mampu mendorong apresiasi rupiah karena USD Index masih tinggi," paparnya.
Sementara, Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memprediksi rupiah akan dibuka mendatar dengan potensi menguat terbatas. Ini disebabkan dolar AS tidak banyak berubah setelah dua data ekonomi penting yang bertentangan.
Dolar AS sempat menguat oleh data tenaga kerja AS NFP lebih baik dari perkiraan. Namun berbalik melemah setelah data ISM service yang lebih lemah dan terendah sejak Mei 2023.
"Data yang dinantikan investor pekan ini adalah dari domestik cadangan devisa Desember, Indeks Kepercayaan Konsumen, dan penjualan ritel. Sementara dari eksternal data inflasi AS, inflasi dan perdagangan China," paparnya.
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.450 - Rp 15.550 per dolar AS. Sementara Fikri memprediksi di kisaran Rp 15.500 - Rp 15.600 per dolar AS.***