JAKARTA - realitasonline.id | Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan instansi teknis terkait untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan inflasi pada Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriah.
Hari besar keagamaan menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya inflasi nasional dan memicu kenaikan harga terutama pada beras dan cabai merah.
Sebab pada momen tersebut terjadi kenaikan fluktuasi harga dan kenaikan permintaan masyarakat. Tiga komoditas pangan seperti beras, cabai, dan minyak goreng harganya terus merangkak naik.
Baca Juga: Proyek Jalan Tani Selesai Dibangun, Warga Sungai Ular Berterima Kasih
Bahan pangan, makanan jadi, serta transportasi akan menjadi kelompok komoditas yang memberikan dampak kepada inflasi di bulan Ramadan dan Idulfitri 2023.
“Ini yang perlu kita waspadai bersama,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, seperti yang dilansir Realitasonline.id dari Indonesia.go.id pada Senin (27/3/2023).
BPS menyatakan perubahan konsumsi makanan/minuman masyarakat terjadi pada 23 hari atau tiga minggu sebelum Idulfitri. Tingkat konsumsi makanan/minuman masyarakat akan mencapai puncak pada H-19 sebelum Idulfitri.
Akhir efek Ramadan terlihat sekitar dua hari sebelum Idulfitri beralih ke konsumsi transportasi pulang kampung. Tren kenaikan konsumsi mulai hilang kira-kira 15 hari atau dua minggu setelah Idulfitri.
Baca Juga: Kahiyang Ayu Didaulat Beri Ceramah Singkat Ramadhan Saat Pengajian Bulan Puasa
Merujuk dari data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), ada tiga komoditas pangan cenderung meningkat konsumsinya di bulan Ramadan, yaitu daging sapi, daging ayam ras, dan cabai merah. Ketiga komoditas ini sudah mulai menunjukkan harga naik menjelang Ramadhan.
Pudji Ismartini menuturkan bila ditarik ke tahun sebelumnya, maka inflasi tertinggi terjadi di bulan Ramadan, kecuali 2020 dan 2021, karena adanya masa pandemi Covid-19.
Berdasarkan historis, sebagian besar kota mengalami inflasi pada Ramadan, dengan inflasi tinggi dominan terjadi di kota-kota di luar Pulau Sumatra dan Jawa. Sementara itu, BPS mengungkapkan ada empat komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di pekan kedua Maret 2023.
BPS mencatat, komoditas cabai rawit mengalami kenaikan harga di 109 kabupaten/kota pada minggu kedua Maret 2023. Ada 10 kabupaten/kota dengan potensi kenaikan harga cabai rawit tertinggi, yaitu Bolaang Mongondow Selatan (Sulawesi Utara/Sulut), Buton Utara (Sulawesi Tenggara/Sultra), Minahasa (Sulut), Tomohon (Sulut), Gorontalo (Gorontalo), Minahasa Selatan (Sulut), Bolaang Mongondow (Sulut), Minahasa Utara (Sulut), Bone Bolango (Gorontalo), dan Kepulauan Sangihe (Sulut).
Baca Juga: Forkopimca Padang Tualang Berikan Himbauan Ketempat Hiburan Malam dan Warung Makan di Bulan Ramadhan
Komoditas beras mengalami kenaikan harga di 92 kabupaten/kota pada minggu kedua Maret 2023. Terdapat 10 kabupaten/kota dengan potensi kenaikan harga beras tertinggi, yaitu Manggarai Timur (Nusa Tenggara Timur/NTT), Alor (NTT), Manggarai Barat (NTT), Buton Utara (Sultra), Manggarai (NTT), Kolaka Utara (Sultra), Muna (Sulawesi Selatan/Sulsel), Wajo (Sulsel), Buton Tengah (Sultra), dan Malaka (NTT).