Penataan dan pembangunan ini dilakukan secara bertahap sampai Tahun 2022 kalau tidak ada hambatan dalam proses pembangunan. Masyarakat diharapkan mendukung keberadaan Kota Pusaka Lasem.
Lasem dijadikan Kota Pusaka karena sejarah pada jaman dulu akan terus kita kenang, kita munculkan lagi karena di Lasem ini sejarahnya sangat menarik sebagai contoh Nasional.
"Karena Lasem ini sudah menjadi Kota Pusaka, jadi Pemda Rembang wajib mengelolanya sebaik mungkin. Saya sebagai Bupati Rembang siap untuk mengelola Kota Pusaka Lasem ini supaya mempunyai nilai sosial nilai ekonomi yang tinggi.
Dikatakan Bupati, saat ini akses jalan masih kurang baik. Nantinya Jalan Pantura yang melintas di Kota Wisata kami mengusulkan ke Provinsi agar nantinya di bangun jalan lingkar luar kota dari Kaliori sampai Bonang Lasem kurang lebih 25,5 Kilometer, pada Tahun 2022.
"Sudah direncanakan soal pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Lingkar yang direncanakan pada Tahun 2023 sudah akan dimulai pembangunannya," jelas Bupati.
Dijelaskan Bupati, persoalan kekurangan Air, bahkan sering mengalami kekeringan saat musim kemarau.
"Persoalan kelangkaan Air di Daerah Rembang juga perlu kita perhatikan. Saya sudah ajukan ke Provinsi supaya ada pengelolaan air di Sale, supaya dikelola dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Rembang," ungkap Bupati Rembang.
Anggota DPR RI Komisi V Muhamad Arwani Thomafi mengatakan, pembangunan dan penataan Kota Pusaka Lasem untuk kita mengingat sejarah yang ada di Kota Lasem Rembang, dan mendapatkan perhatian dari Pemerintah Pusat.