MEDAN - Realitasonline | Bagi yang berotak normal, melihat gadis idiot pastilah timbul rasa iba. Tapi kalau berotak ngeres seperti Halim. 40, adik ipar idiot malah dijadikan pelampiasan. Prinsipnya niru pelawak Bendot, “Yang penting rasanya Bung!” Gara-gara ulahnya ini, Halim kini dikejar-kejar polisi Singkawang (Kalbar).
Anak lahir cacat mental pasti tak pernah diharapkan keluarga. Tapi jika Allah Swt menakdirkan demikian, masak ditolak? Seperti apapun anak cacat mental, orangtua akan menyayangi, termasuk kakak dan adik-adiknya.
Apapun yang terjadi akan diurus sendiri. Tak mungkin semua dibebankan ke negara, karena Presiden Jokowi sendiri masih sibuk mengurusi revolusi mental, yang 5 tahun berlalu tak begitu banyak rakyat yang mau mentalnya direvolusi.
Di Singkawang Tengah, tinggalah keluarga Ny. Mansur, 66, nan malang itu. Salah satu anak perempuannya sejak usia SMP menderita cacat mental. Walhasil sekolahnya terhenti, dan hingga usia 35 tahun belum juga ada yang mempersuntingnya.
Gadis itu kini dalam asuhan kelurga Halim, di mana istrinya merupakan kakak kandung si gadis. Mereka siap mengurus adiknya yang cacat mental itu sampai kapanpun. Ny. Mansur juga sudah berpesan, jika sudah tak ada umur nanti, tolong gadis itu dijaga baik-baik, jangan disia-siakan.
Halim sebagai menantu, ternyata tak bisa mengemban Ampertu (Amanat Penderitaan Mertua). Belakangan dia melihat gadis itu bukan sebagai adik ipar yang perlu dikasihani, tapi justru perlu……digauli!
Lho, kok begitu koplak pikiran Halim? Karena secara bodi, gadis ini memang enak dilihat dan perlu. Soal mentalnya yang tidak normal, bukan menjadi halangan. Sebab dia meniru sikap pelawak Bendot almarhum, ”Yang penting rasanya Bung!”