Realitasonline.id - DELISERDANG | Berbeda dari sebelumnya, Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Tingkat Provinsi Sumatera Utara tahun 2025 menyelenggarakan cabang lomba baru.
Cabang lomba tersebut yaitu Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH).
Ketua Cabang Perlombaan Karya Tulis Ilmiah Hadist (KTIH) STQH Tingkat Provinsi Sumut tahun 2025 Mustafa Kamal Rokan menjelaskan hal itu kemarin.
“Selama ini karya tulis ilmiah yang diperlombakan hanya Alquran, tapi tahun ini di Sumut kita selenggarakan Karya Tulis Ilmiah Hadis,” kata Mustafa Kamal Rokan.
Dijelaskannya, Cabang KTIH ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai dalam hadis, yang kemudian dikontekstualisasikan dengan konteks terkini.
Mustafa mengungkapkan salah satu tema yang diangkat adalah ketahanan pangan.
“Sepeti pada Waktu lomba tema lomba yang diangkat adalah tema ketahanan pangan, dengan tema ini, para peserta menggali bagaimana Rasulullah SAW, melakukan ketahanan pangan, oleh karena itu, saya kira ini adalah bentuk yang sangat strategis bagaimana Al Quran dan Hadis itu telah terejawantahkan dalam bentuk yang konkret,” kata Mustafa.
Ada beberapa kriteria penilaian pada perlombaan di antaranya bobot materi yang terkait dengan kebaruan ide dan referensi yang digunakan.
Kriteria selanjutnya yaitu logika berpikir yang terkait dengan bagaimana sistematika pemikiran peserta.
“Kriteria terakhir yakni bahasa, ini yang dinilai yaitu ketepatan bahasa, titik, koma, diksi, pilihan kata, hingga konjungsi, semua kriteria ini berkaitan,” ujar Mustafa.
Perlombaan KTIH dilaksanakan sebanyak tiga tahapan. Tahap pertama yaitu penyisihan.
Setelah penyisihan, para peserta yang lolos akan maju ke babak semifinal. Setelah semifinal, para peserta yang lolos final akan diwawancarai untuk menggali makalah yang telah ditulis.
“Untuk selanjutnya di Munaqosah akan menjadi penentuan pemenang, yang selanjutnya akan diberangkatkan ke STQH tingkat nasional di Kendari,” ungkap Mustafa.
Baca Juga: Bidpropam Polda Sumut Gelar Baksos di Ponpes Hidayatullah dalam Rangka HUT Bhayangkara ke-79
Durasi lomba dilaksanakan selama 9 jam. Peserta diperbolehkan membawa referensi dan menggunakan waktu sebaiknya.
“Selama 9 jam di sini menulis makalah, mereka dipersilakan menggunakan waktu sebaik-baiknya, jadi mereka bisa mengatur waktu untuk salat, makan, ke toilet dan sebagainya,” kata Mustafa. (AY)