Medan - Realitasonline.id| Warga Perumnas Mandala Kabupaten Deli Serdang selama puluhan tahun merasakan banjir yang terus mendera komplek perumahan nasional itu.
Janji politik anggota dewan yang akan mengentaskan banjir di wilayah Perumnas Mandala hanya tinggal janji-janji saja. Demikian pula janji Bupati Deli Serdang saat Pilkada juga tak pernah terealisasi.
Sejak berdiri Perumnas Mandala di era tahun 80, tidak sedikitpun masyarakat Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang merasakan kegembiraan bisa terlepas dari masalah banjir, kata Bara warga Pereumnas Mandala.
Baca Juga: Kapoldasu Berharap Kritik Melalui Pemberitaan Harus Bersifat Konstruktif dan Obyektif
Penderitaan paling lama juateru dirasakan masyarakat lingkungan Camar yang berada bersebelahan dengan rel kereta api Jalan Elang dan gorong-gorong sempit milik tol Belmera.
Lokasi ini menjadi tempat pembuangan air yang datang dari Kota Medan sekitarnya. Limpahan air deras tidak mampu tertampung satu-satunya gorong-gorong yang sempit dan semakin padat dengan sedimentasi lumpur, pasir berikut sampah, kata Bara.
Tambahan lagi, warga penghuni pinggir rel menjadikan parit sebagai tong sampah.
Baca Juga: Bocoran Dari Prabowo, Tahun Depan Maung Pindad Pakai Mesin Buatan Republik Indonesia
Persoalannya jadi semakin rumit, masyarakat hanya bisa bersabar menunggu perhatian Pemkab Deli Serdang yang tak kunjung tiba.
Bukan saja mantan Bupati Deli Serdang, anggota DPRD Deli Serdang yang dilaporkan soal banjir ini pun diam seribu bahasa, katanya dengan nada pesimis.
Baca Juga: Penjualan Honda Terus Meningkat, Mobilio Ternyata Masih Laku Keras
Mungkin hanya Tuhan satu-satunya tempat pengaduan warga memohon agar jangan turun hujan lebat. Karena kalau itu terjadi, air lumpur hitam pasti masuk ke rumah, sebutnya lagi.
"Kami sudah bosan, bahkan tidak percaya lagi sama anggota dewan hingga bupati. Semuanya abal-abal dan hanya kebanyakan janji," ujar Bara warga lingkungan camar. (AY)