sumut

Dari 2008 Hingga 2025, Tapsel Sukses Putus Rantai Penularan Filariasis

Kamis, 21 Agustus 2025 | 14:09 WIB
Bupati Tapsel menerima sertifikat eliminasi filariasis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang penyerahannya, dilakukan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, dalam acara di ruang Siwabessy, Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025).

Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), menerima sertifikat eliminasi filariasis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang penyerahannya, dilakukan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, dalam acara di ruang Siwabessy, Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025).

Bupati Tapsel, H. Gus Irawan Pasaribu, hadir langsung menerima sertifikat tersebut, didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan Tapsel, dr. Emilda Arasanti, MKM. Ia menyebut capaian ini merupakan hasil kerja kolektif semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan, aparat desa, tokoh masyarakat, hingga warga.

“ Ini bukan hasil kerja singkat, melainkan perjalanan panjang penuh komitmen. Saya persembahkan sertifikat ini untuk seluruh masyarakat Tapsel yang telah mendukung penuh program pencegahan, ” ujar Gus Irawan.

 

Baca Juga: Kapolres Padangsidimpuan Dukung Training Raya Nasional HMI

 

Meski berhasil, ia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap filariasis atau penyakit kaki gajah yang disebabkan cacing nematoda seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.

" Penyakit ini menyerang sistem limfatik dan dapat menyebabkan pembesaran ekstrem pada anggota tubuh (elephantiasis), " terangnya.

 

Baca Juga: Polresta Deli Serdang Gelar Upacara Peringatan Hari Juang Polri Tahun 2025

 

Plt. Kadis Kesehatan Tapsel, dr. Emilda Arasanti, menambahkan, eliminasi filariasis merupakan buah program jangka panjang sejak kasus pertama ditemukan pada 2008.

Pemerintah Tapsel menjalankan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis selama lima tahun (2008 - 2012), dilanjutkan pengobatan tambahan pada 2015 - 2016.

“ Selain pengobatan massal, kami memperkuat surveilans epidemiologi berlapis serta morbidity management and disability prevention (MMDP) bagi kasus yang sudah ada. Uji survei WHO pada 2014, 2018, dan 2022 menunjukkan nihil kasus. Artinya rantai penularan berhasil diputus, ” jelasnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB