sumut

BEM IPTS Gelar Refleksi September Berdarah. "Jangan Biarkan Sejarah Terulang"

Jumat, 3 Oktober 2025 | 13:33 WIB
BEM IPTS Kabinet Biru Periode 2025 - 2026 menggelar aksi refleksi dan doa bersama di Halaman Bolak, Kota Padangsidimpuan, (Realitasonline.id/ Riswandy)

Realitasonline.id - Padangsidimpuan | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) Kabinet Biru Periode 2025 - 2026 menggelar aksi refleksi dan doa bersama di Halaman Bolak, Kota Padangsidimpuan, Rabu (1/10/2025) guna memperingati peristiwa kelam sejarah bangsa, Gerakan 30 September 1965 atau dikenal dengan G30S/PKI.

Dalam peristiwa yang disebut September Berdarah itu, sejumlah petinggi militer diculik, disiksa, hingga ditemukan tewas di Lubang Buaya. Tragedi tersebut bukan hanya meninggalkan luka mendalam, tetapi juga menjadi titik balik sejarah yang mengubah arah perjalanan bangsa.

Aksi refleksi mahasiswa IPTS berlangsung khidmat dengan penyalaan lilin, doa bersama, hingga renungan moral. Selain itu, mahasiswa juga menampilkan orasi moral dan musikalisasi puisi yang menggambarkan penderitaan masa lalu, jeritan keadilan yang belum tuntas, serta harapan akan masa depan bangsa yang damai dan adil.

Baca Juga: Prostitusi Berkedok Terapis Pijat Refleksi Menjamur di Pulo Brayan Medan

Presiden Mahasiswa IPTS, Syahrial Siregar atau akrab disapa Cak Regar, menegaskan, aksi ini merupakan bentuk komitmen mahasiswa dalam menjaga ingatan sejarah sekaligus memperjuangkan nilai kemanusiaan.

“ Peristiwa September Berdarah adalah luka sejarah yang tidak boleh dihapuskan dari ingatan kita. Dari peristiwa itu, kita belajar pentingnya memperjuangkan keadilan, menegakkan supremasi sipil, serta memastikan tragedi serupa tidak kembali terjadi di tanah air. Mahasiswa harus terus hadir di garda terdepan membela rakyat, ” ujarnya.

Ia menegaskan, melupakan sejarah adalah awal dari pengkhianatan. Maka tugas mahasiswa sebagai agen perubahan adalah memastikan setiap tragedi kelam tetap dikenang, agar menjadi pelajaran berharga dalam membangun masa depan bangsa.

Baca Juga: Ternyata Begini Sejarah Hari Amal Bhakti, Menteri Agama RI Pertama adalah HM Rasjidi, Kemenag Sumut: Refleksi Pengabdian Luar Biasa

Dalam pernyataan resmi, BEM IPTS juga menyampaikan sejumlah seruan, di antaranya, menegakkan supremasi sipil dengan memastikan kontrol penuh atas kebijakan penting negara, mendesak Presiden RI Prabowo Subianto, membentuk tim investigasi independen terkait dugaan keterlibatan asing dalam aksi Agustus lalu.

Kemudian, mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM masa lalu dan masa kini, menghentikan segala bentuk intimidasi dan kriminalisasi terhadap rakyat, mendesak pemerataan infrastruktur pendidikan di daerah 3T dan meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga pendidik di seluruh Indonesia. " BEM IPTS tidak akan pernah dikendalikan oleh siapapun, selain oleh hati nurani yang berpihak pada rakyat, ” tegas Syahrial dalam menutup pernyataannya.

Baca Juga: Polresta Deli Serdang Peringati Maulid Nabi 1447 H dan Gelar Doa Bersama untuk Bangsa

Usai menggelar aksi refleksi dan doa bersama, acara ditutup dengan penyalaan lilin oleh seluruh peserta sebagai simbol harapan akan masa depan bangsa yang lebih adil, damai dan demokratis. (RI)

 

 

Tags

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB