Realiasonline.id - Humbahas | Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Industri Hilir Atsiri di Sumut dan Sumbar, digelar oleh Kementerian Perindustrian, di The Grove Suites Kawasan Rasuna Epicentrum, DKI Jakarta, Kamis lalu diharapkan menjadi angin segar dan mendorong hilirisasi kemenyan untuk kesejahteraan petani.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI, Putu Juli Ardika didampingi jajaran Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, menekankan minyak atsiri, termasuk di dalamnya kemenyan dan nilam, memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara ekonomi.
Dijelaskannya, Kementerian Perindustrian sudah membangun Industri di Sumatera Barat dan diharapkan menjadi pusat parfum dunia untuk muslim dengan mengintegrasi pelaku-pelaku usaha.
“Di Bali juga kita sudah bangun dan diharapkan menjadi antena shop untuk Atsiri Nasional, atau motor penggerak untuk memperkenalkan produk Atsiri. Selain itu juga sudah dilakukan Platform data terpadu sehingga kita mempunyai data komprehensip mengenai data Atsiri. Untuk mendukung produk Atsiri ini kita memberikan insentif investasi untuk yang baru dan pengembangan,” katanya.
Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Oloan P. Nababan yang menjadi pembicara utama (Keynote Speaker) mengatakan kemenyan merupakan salah satu hasil perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan berperan penting sebagai sumber devisa negara.
Selain itu, kemenyan merupakan salah satu sumber penghasilan terbesar masyarakat di Humbang Hasundutan dan menjadi komoditas unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan hingga ke industri hilir. Sementara, jenis kemenyan yang paling potensial adalah Kemenyan Toba (Styrax sumatrana) yang memiliki aroma khas dan nilai jual tinggi hingga 30 persen lebih mahal dibandingkan daerah lain.
Baca Juga: BPS Gelar FGD, Angka Kemiskinan di Abdya Turun 2 Persen
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Humbahas, luas areal tanaman kemenyan mencapai 5.542,70 hektar dengan produksi sekitar 1.152,35 ton per tahun, tersebar di Kecamatan Pollung, Doloksanggul, Sijamapolang, Onanganjang, Pakkat, dan Parlilitan.
Oloan menjelaskan Pemerintah Kabupaten Humbahas terus berupaya melakukan hilirisasi kemenyan melalui kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pelatihan pengolahan minyak atsiri. Melalui pelatihan tersebut, peserta telah berhasil memproduksi berbagai produk turunan kemenyan seperti parfum badan, pewangi ruangan, pengharum mobil dan freshcare yang kini telah dipasarkan di dalam dan luar daerah.
Salah satu pelaku industri kecil menengah (IKM) yang aktif mengembangkan produk hilir adalah CV Lamitama Atsiri di Kecamatan Pollung. IKM ini telah memperoleh bantuan dari BRIN sebesar Rp206 juta pada tahun 2024 untuk kegiatan promosi dan pengadaan bahan parfum, serta sedang mengajukan bantuan lanjutan sebesar Rp530 juta untuk tahun 2025.
Baca Juga: Polres Samosir Hadiri FGD Bahas Karhutla Bersama Aliansi Jurnalis dan Pemangku Kepentingan
“Selain itu, pengolahan kemenyan di Humbahas juga telah menggunakan teknologi modern seperti mesin extractor dan rotavapor, sehingga mampu menghasilkan dua liter minyak atsiri dari empat kilogram bahan baku melalui proses penyulingan yang higienis dan efisien,” bebernya.
Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memperkuat rantai nilai kemenyan dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, Pemkab Humbahas menyambut baik rencana investasi pengolahan kemenyan di daerah.