Realitasonline.id - Padangsidimpuan | Mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Persatuan Mahasiswa PPKn (PMP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel) bersama dosen menyalurkan bantuan kepada warga korban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel)
Bantuan yang diserahkan berupa paket sembako, pakaian layak pakai, serta perlengkapan anak sekolah.
Ketua Program Studi PPKn FKIP UM Tapsel, Fajar Padly, mengatakan, bantuan tersebut merupakan wujud kepedulian civitas akademika FKIP UM Tapsel terhadap masyarakat yang terdampak bencana alam pada November 2025 lalu.
“ Bantuan ini kami serahkan langsung kepada warga korban dan terdampak bencana. Sebagian besar bantuan bersumber dari donasi umat yang berhasil digalang oleh mahasiswa, " ujar Fajar, Minggu (14/12/2025)
Fajar menjelaskan, pasca terjadinya bencana alam di Tapsel dan sejumlah daerah lainnya, pihaknya mendorong mahasiswa untuk segera bergerak menggalang bantuan.
Baca Juga: Guru Asal Pantai Labu Deli Serdang Raup Ratusan Juta dari Bertani Cabai
Selain itu, dosen di lingkungan Prodi PPKn FKIP UM Tapsel juga turut berpartisipasi dengan memberikan bantuan yang kemudian disalurkan secara bersama-sama melalui pengurus PMP.
Setelah bantuan terkumpul, Ketua Prodi PPKn FKIP UM Tapsel bersama Pembina PMP FKIP UM Tapsel Ahmat Husein Nasution, KTU Prodi PPKn FKIP UM Tapsel Siddik Amin, serta pengurus PMP FKIP UM Tapsel turun langsung ke lokasi bencana untuk menyerahkan bantuan.
" Bantuan tersebut disalurkan Kamis (11/12/2025) ke tiga lokasi terdampak. Lokasi pertama berada di Tran Rianiate, Kelurahan Muara Manompas, Kecamatan Muara Batangtoru, yang diterima oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Muara Manompas, Gunawan, " terangnya
Untuk lokasi kedua dan ketiga yakni di Lingkungan III Kelurahan Muara Ampolu, Kecamatan Muara Batangtoru, serta Desa Tandihat, Kecamatan Angkola Selatan.
Baca Juga: Pemerintah Desa Pasar VI Kualanamu Bentuk Forum Anak Desa
Di Desa Tandihat, sebagian warga terpaksa mengungsi karena wilayah tersebut dinilai tidak aman untuk ditempati akibat pergeseran tanah yang menyebabkan permukaan bumi retak-retak.