sumut

Martogi Manik, Potret Moderasi Beragama di MIN 9 Langkat

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:06 WIB
Sosok Martogi Veronica Manik pemeluk Agama Katolik seorang tenaga administrasi di MIN 9 Langkat hadir dengan ketenangan, ketulusan dan pelayanan tanpa sekat.

Realitasonline.id - Langkat | Di MIN 9 Langkat, sebuah madrasah yang dikenal dengan suasana religius dan budaya disiplin yang kuat, terdapat sosok yang diam-diam menjadi teladan bagi banyak orang. Ia bukan guru, bukan juga kepala madrasah, melainkan seorang tenaga administrasi pemeluk Agama Katolik hadir dengan ketenangan, ketulusan, dan pelayanan tanpa sekat.

Namanya Martogi Veronica Manik, bekerja di madrasah sebagai seorang Katolik tentu bukan hal yang umum. Ketika lulus PPPK Tahap 2 Kementerian Agama sebagai tenaga administrasi dan ditempatkan di MIN 9 Langkat, Martogi sempat ragu:

“Bisakah aku bekerja dengan nyaman? Bisakah aku diterima di Madrasah?” Namun tekadnya untuk mengabdi di dunia pendidikan mengalahkan segala keraguan.

Baca Juga: Wali Kota Medan Tutup Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan II, Rico Waas: Ilmu Yang Didapat Digunakan Untuk Pengabdian Kepada Masyarakat


Hari-hari pertama ia habiskan dengan belajar memahami budaya kerja di madrasah, mulai dari jadwal kegiatan keagamaan, adab pergaulan, hingga pelayanan terhadap siswa dan orang tua murid. Para guru dan pegawai menyambutnya dengan hangat, dan sejak saat itu ia berjanji untuk memberi yang terbaik.

Meskipun bukan tenaga pendidik, Martogi memiliki kontribusi besar dalam penguatan moderasi beragama di MIN 9 Langkat. Ia melakukannya bukan melalui ceramah atau pengajaran, melainkan melalui tindakan nyata yang konsisten.

Setiap hari, ruang administrasi menjadi tempat berinteraksi berbagai karakter: siswa, orang tua, guru, hingga tamu madrasah. Martogi selalu menyambut setiap orang dengan senyum dan tutur kata lembut.

 

Baca Juga: Rico Waas Tegaskan Komitmen Pemko Berdayakan Masjid sebagai Pusat Keagamaan dan Sosial

 

 

Baginya, semua orang adalah sama, tanpa melihat agama, golongan, atau latar belakang keluarga. Sikap profesional dan ketulusannya membuat wali murid merasa dihargai, sementara para guru menjadikannya panutan dalam melayani dengan hati.

Di lingkungan multikultural seperti madrasah, perbedaan pendapat kadang muncul. Di sinilah Martogi sering hadir sebagai penengah yang menyejukkan.

Dengan pendekatan yang sabar dan suara yang lembut, ia mampu meredakan ketegangan dan menghadirkan suasana kerja yang kembali harmonis.

Halaman:

Tags

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB