KABANJAHE - Realitasonline | Proyek pelebaran jalan nasional Tahap II 2019 Kabanjahe -Berastagi dikeluhkan kontraktor. Pasalya dikarenakan sejumlah titik yang terkena pelebaran belum bisa dikerjakan terhalang oleh pemilik lahan.
Hal tersebut dikemukakan Soviet Ginting dan Tuah selaku pelaksana pekerjaan ketika ditemui di lokasi Kamis ( 27/6 ). " Kita berharap, pihak Pemkab Karo atau tim yang dibentuk Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dapat segera membebaskan lahan yang terkena pelebaran guna terwujudnya pelebaran sebagaimana diharapkan pemerintah pusat" jelas Soviet dan Tuah mewakili kontraktor PT Rumah Berneh yang mengerjakan proyek yang selaku penerima kontrak.
Dikatakan, hingga saat ini ada beberapa lokasi sebelah kanan dari arah Kabanjahe-Berastagi belum bisa diperlebar. Menurut Camat Kabanjahe, F Leonardo Surbakti, SSTP, beberapa rumah pas di depan sekolah SD yang terkena pelebaran sudah ada titik terang dapat dilaksanakan pekerjaan. Namun sampai saat ini belum dapat disentuh. Itu masih info dari camat Kabanjahe. Kecuali di depan bengkel, sampai saat ini belum ada titik terangnya, ujar Tuah menambahkan.
Sebelumnya juga mengalami kendala pelaksanaan pelebaran. Beberapa bangunan sebelah kiri arah ke Berastagi awalnya masyarakat menentang, tapi saat ini telah rampung. Pelebaran dapat dilaksanakan sehingga jalur kiri pada tahap ke II ini telah rampung berkat peran PUPR Karo dan pihak rekanan. Justru itu, lahan yang belum dibebaskan sebelah kanan arah ke Berastagi ini peran Pemkab Karo sangat diharapkan agar pekerjaan ini siap pada waktu yang ditentukan, jelas Tuah.
PPK 4.4, Aidil Sahrul ST dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) didampingi anggota DPD RI, Parlindungan Purba saat meninjau pelaksanaan proyek tersebut beberapa waktu yang lalu menyebut, dana pelebaran jalan tersebut dari APBN 2019 sebesar Rp 15 miliar lebih dengan lebar jalan 8 meter, drainase 1.20 meter dengan volume 1,1 kilometer. Anggaran semula direncanakan Rp20 miliar dengan volume panjang 2 km. Tapi setelah perhitungan ulang dan anggaran belum mencukupi, volume berkurang jadi 1,1 km dengan anggaran berkisar Rp15,9 miliar,” jelas Sahrul. (JP)