Senada juga disampaikan Aduhot Simamora yang menyebut pergerakan yang dilakukan oleh para anak rantau dan relawan kotak kosong bukanlah bentuk kebencian atau dendam kepada Bupati petahana. Namun lebih didasari karena faktor kecintaan akan kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang dinilai tidak mampu dilakukan oleh Dosmar Banjarnahor selama kepemimpinannya lebih kurang 4 tahun terakhir.
“Kita tahu proses Pilkada Humbahas hanya diikuti calon tunggal dan melawan kolom kosong. Kalau nanti kolom kosong menang, Humbang Hasundutan akan dipimpim oleh Penjabat Bupati dari pejabat eselon II dari Provinsi Sumut yang diusulkan oleh Gubernur. Jadi kalau prediksi saya, pada tanggal 17 Februari nanti (akhir masa periode bupati), salah seorang pejabat di Pemprovsu bernama Harlen Purba akan jadi Penjabat Bupati di Humbahas. Dan bisa jadi tahun 2022 akan terjadi Pilkada lagi,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Sumut itu.
Mewakili bere PTS, Baginda Lumban Gaol mengatakan, Humbahas memiliki potensi SDM yang mampu dan memiliki kompetensi serta kriteria yang objektif untuk memimpin daerah itu. “Saat ini Pilkada Humbang Hasundutan hanya diikuti satu pasangan calon. Untuk itu mari kita memberikan edukasi dan pelajaran kepada seluruh masyarakat agar objektif dalam memilih pemimpin. Bukan loyalitas kepada marga, namun lebih kepada kemajuan Humbang Hasundutan,” ucapnya.
Sementara di lokasi berbeda, Keturunan SRO Simanullang Toba juga menggelar pertemuan dan sosialisasi pemenganan kolom kosong yang dihadiri oleh sejumlah anak rantau SRO, di Gedung Serbaguna Matiti. Dalam pertemuan yang dihadiri ratusan orang perwakilan dari 11 desa itu, para anak rantau menjelaskan apa itu kotak kosong dan bagaimana cara mencoblos, alasan memilihnya serta tindaklanjut jika kotak kosong menang.
“Menurut kami demokrasi di Humbahas sudah “diperkosa”. Padahal banyak SDM Humbang Hasundutan yang bisa berkompetensi dan berlomba. Demokrasi itu harus berlomba untuk maju. Tapi kalau hanya satu, itu tidak memilih. Jadi kedatangan kami ke sini untuk menjelaskan dan mensosialisasikan kolom kosong. Karena selama Humbang Hasundutan berdiri, baru kali ini ada kolom kosong dan memang sangat aneh,” kata Salmon Sihite.
Anton Sihite menambahkan, kemenangan kotak kosong bukan semata-mata hanya mengalahkan Paslon tunggal, melainkan mengalahkan dan memberi pelajaran kepada para elit-elit partai politik yang mencoba menzolimi demokrasi di Humbahas.
“Kita harus serius supaya perjuangan kita tidak sia-sia. Kita harus jeli melihat berapa surat panggilan ke TPS yang datang ke rumah kita. Lalu kita harus datang dan hadir ke TPS dan memilih kotak kosong. Dan kita bukan hanya semata-mata mengalahkan Paslon. Namun memberi pelajaran ke partai politik. Kita harus membuat sejarah baru di Humbang Hasundutan dengan memenangkan kolom kosong,” pungkasnya
Rangkaian lain, tim relawan yang tergabung dalam Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan (FPDHH) juga menggelar sosialisasi kotak kosong di Desa Sileang yang dihadiri ratusan warga pendukung dan relawan kotak kosong. (TAN)