"Kami sudah sepakat untuk buat plang agar pencurian sawit di sini bisa teratasi. Disamping itu, setiap warga yang membeli sawit di sini harus memperbaiki jalan yang rusak, serta along-along tidak dibenarkan lalu lalang bawa sawit di sini," tegas Kadus XIII Suprianto, Minggu (23/5) sore, sembari menyebutkan bahwa along-along kerap membawa sawit curian dan dijual ke Pey CS.
Pada kesempatan itu Suprianto juga membantah bahwa tak ada pemukulan terhadap ibu-ibu yang dituduhkan kepada LSG alias TG, anak dari OG. "Gak ada pemukulan ibu-ibu di sini. Aku pun di sini semalam. TG hanya meminta ibu-ibu yang keberatan atas perjanjian yang kami buat, untuk menunjukkan lahan sawitnya di sini. Gak lama ibu-ibu itu pergi, datanglah ratusan massa menyerang ke sini," sambungnya.
Kadus XIII itu menambahkan, tidak benar bahwa TG yang menguasai dan memaksa warga untuk menjual sawit kepadanya. Bahkan, Bolang MP, Pano, Aji, dan Arsad yang hingga saat ini membeli sawit warga di sana. "Empat orang agen sawit dari Dusun Bukit Dinding juga masih beli sawit di sini dan tak ada paksaan sama sekali," ungkapnya.
Sebelum kepalanya terkena lemparan batu, Nanda Kurniawan sempat mendengar letusan senjata api. Saat itu, dirinya tak tau kalau ada korban yang terkena tembakan. "Lebih kurang empat kali aku dengar suara tembakan dari arah massa yang nyerang kami. Rupanya, ada korban dari gerombolan mereka yang kena tembakan di bagian bahunya," beber Nanda.
Warga asal Marelan itu menambahkan, hingga di wawancarai Realitasonline.id, dirinya belum pernah ditemui oleh aparat kepolisian, baik dari Polsek Stabat maupun dari Polres Langkat. "Aku kan korban dari massa yang menyerang ke sini, kenapa aku gak dimintai keterangan.
Sementara, OG, orang tua dari TG yang dituduhkan melakukan pemukulan terhadap ibu-ibu, kerap memperbaiki jalan yang di Desa Besilam Bukit Lembasa. "Pak OG itu selalu memperbaiki jalan di desa ini. Tak hanya mengupah dua orang pekerja untuk merawat jalan dan parit, OG juga tiap tahunnya menurunkan alat berat untuk memperbaiki jalan," kata warga yang mengaku bernama Gepeng.
Kalau masalah pemukulan, lanjut Gepeng, gak mungkin OG memukuli orang, karena yang bersangkutan sudah mengalami stroke selama delapan tahun terakhir. "Sempat juga aku dengar OG memukuli ibu-ibu. Tapi itu gak mungkin, karena OG itu dah 8 tahun stroke. Jalan aja pun dia sulit, gimana pula mau mukuli orang," tandas Gepeng. (AA)