sumut

Nias Barat Targetkan Percepatan Penurunan Stunting

Jumat, 23 Juli 2021 | 22:17 WIB

NIAS BARAT - realitasonline.id | Bertempat di ruang Afo Bappeda Onolimbu, dihadiri Bupati Nias Barat dalam hal ini diwakili oleh Asisten II, Kepala Perangkat Daerah, Kepala Bagian, TA P2MD, Ketua TP PKK Kabupaten Nias Barat dan Tim Koordinasi Program Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Nias Barat Tahun 2021, Jumat (23/7/2021).

Bupati Nias Barat dalam hal ini diwakili oleh Asisten II Yupiter Hia SIP MM menyampaikan tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi perlu segera kita atasi bersama. Baik dari Dinas Kesehatan yang memegang peranan penting dalam upaya percepatan pencegahan stunting, utamanya terkait dengan berbagai intervensi gizi spesifik, maupun perangkat daerah lain yang memiliki peranan yang sama pentingnya dengan Dinas Kesehatan. 

"Terkait hal ini, saya minta intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja tetapi juga dilaksanakan oleh sektor lain karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi sektor non kesehatan dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen," sebut Yupiter Hia.

Dukungan tersebut di antaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi dan utamanya adalah pemahaman secara baik serta kepedulian masing-masing individu dalam upaya penanggulangan stunting.

Di sisi lain masalah gizi tetap harus menjadi prioritas yang tidak boleh kita abaikan. Pemerintah Daerah tetap berkewajiban untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat. Oleh karenanya, saya minta kepada seluruh perangkat daerah untuk melakukan inovasi-inovasi dalam kondisi pandemi ini agar upaya pemenuhan gizi bagi masyarakat dapat tercapai, terutama bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan.

Pemaparan materi dari Dinas Kesehatan Oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Benediktus F Daeli SKM menyampaikan stunting atau kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. 

Dampak dari stunting, balita yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan dimasa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas.

Halaman:

Tags

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB