PANYABUNGAN - realitasonline.id| Pembangunan Bandara International di Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat dan insan pers. Pasalnya, kontraktor tidak pernah berhasil dijumpai untuk mengkonfirmasi sejauh mana pembangunan lapangan bandara. Setiap wartawan ingin menjumpai kontraktornya selalu dihalang-halangai oleh penjaga dan humas yang diunjuk oleh petugas di lapangan.
"Sebenarnya ada apa yang terjadi pembangunan bandara itu? Apakah pembangunannya tidak sesuai dengan apa yang dibuat oleh konsultan, sehingga tidak ada yang bisa masuk ke lapangan untuk mengkonfirmasi kontraktornya, terkait pembangunan lapangan bandara tersebut," ungkap ketua LSM Tamperak Madina.
Wartawan Realitasonline.id mencoba untuk mengkonfirmasi kepala Bandara Aek Godang melalui sambungan telepon tapi tidak berhasil. Yang bersangkutan selalu tidak mau mengangkat telepon. Begitu juga kontraktor pembangunan bandara selalu dihubungi tapi ia tidak pernah menyahuti telepon wartawan.
Dalam keterangan Ketua LSM Tamperka M. Yakuf Lubis kepada Realitasonline.id, ia mengaku baru baru ini di Panyabungan pengawas pembangunan lapangan bandara international perlu turun ke lapangan untuk menindaklanjuti perbincangan masyarakat.
"Dan kecurigaan masyarakat Madina terkait pembangunan bandara jangan hanya mendapat imformasi dari kontraktornya. Karena kami telah berkali kali untuk masuk ke lokasi pekerjaannya tapi tidak pernah berhasil masuk, selalu dihalangai pihak bandara dan humas yang diunjuk oleh kontraktor," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, bila perlu nanti tim pengawas khusus turun ke lapangan demi untuk kebaikan pembangunan bandara di wilayah Kecamatan Bukit Malintang,
Terpisah, keterangan warga Sidojadi yang tidak mau disebut jati dirinya bahwa penimbunan lapangan bandara untuk menimbun lapangan bandara diduga dibuat oleh kontraktor penimbunannya di lapangan tanah hitam dicampur dengan tanah merah.