"Seharusnya yang dipakai oleh kontraktor adalah tanah merah. Dan pohon karet yang ditumbang di lokasi ditanam di dalam tanah supaya timbunan cepat selesainya. Makanya tim pengawas pembangunan segera turun ke lokasi pekerjaan jangan hanya duduk-duduk di kantor karena nantinya ada kejadian di lapangan yang akan rugi nantinaya masyarakat Bukit Malintang bukan kontraktornya," ungkapnya.
Ketua LSM Tamperak Madina sangat mengharapkan kepada pengawas pembangunan, kepala bandara Aek Godang serta Bupati Madina untuk sama-sama mengawasi pembangunan bandara international itu demi kelancaran pembangunannya.
"Jangan sesuka hati kontraktornya di lapangan, menurut saya kontraktornya saudara Okta tidak menghargai adanya wartawan di Mandailing Natal dan LSM. Setiap ditelepon oleh LSM selalu kontraktornya menganggarkan dirinya selaku Ketua pembina LSM di Sulawesi," sebut Ketua LSM itu.
"Wartawan Madina tidak bisa meliput pembangunan bandara di Malintang karena tidak ada yang bisa masuk ke lokasi untuk meliput kemajuan pembangunan Bandara," ungkap ketua pungkasnya. (JBB)