"Kalau pak Ferry tidak minta maaf, kita akan tempuh jalur hukum, karena banyak delik pidana bisa dikenakan nanti sama pak Ferry Simanjuntak, tapi nanti kita akan sampaikan itu di Polres Toba. Kalau dalam berapa hari ini ternyata Ferry tidak datang untuk minta maaf, akan kita lanjutkan ke ranah hukum .
Terkait tudingan tidak membayar upah, Santo Marpaung membantah tudingan tersebut dan menjelaskan, keadaan atau kejadian sebenarnya, dmana JFS bukan karyawan atau buruh Usaha Dainang, tapi pemborong upah setiap pekerjaan bangunan Phisik rumah yang didapatkan dan dilaksanakan panglong UD Dainang .
"Di media online disebutkan saya tidak membayar upah. Semua itu berita bohong atau palsu, karena di toko saya setiap dia menerima upah setiap Sabtu, saya bayarkan itu sama dia dan dia menandatangani itu sesuai termin pekerjaan," ujarnya.
Diungkapkannya, JFS mengerjakan rumah 15x20 meter di Kecamatan Laguboti dan upahnya dikasih setiap hari Sabtu, namun pekerjaan itu sampai hari ini belum diselesaikan sesuai kesepakatannya, bahkan upah yang diterimanya sudah melebihi dari jumlah yang disebutkan di pemberitaan Media Online tanpa di konfirmasi terlebih dahulu oleh Wartawannya sama Saya dan Beritanya tidak berimbang . Sedangkan Hak Jawab Saya kepada Media tersebut akan Ditempuh sesuai Kode Etik jurnalistik, serta akan dilanjutkan sampai tuntas dan nama baik saya sudah tercoreng selaku Pengusaha .
Menurut Santo, persoalan ini sebenarnya terjadi, karena JFS mengerjakan pembangunan rumah orang lain, tanpa sepengetahuan kami. "Disini saya merasa ditikam dari belakang. Saya merasa dikhianati, membuat saya merasa dikecilkan, sementara empat tahun ini dia tidak pernah menderita apapun selama dia bekerja sama dengan saya. Disitulah akar masalah ini. Saya juga meminta dia melalui WA agar datang ke toko saya untuk minta maaf,"urainya. (MS)