Adapun barang yang diolah bernilai ekonomis merupakan hasil olahan paket bekas PT. AR. Palet bekas itu kemudian diolah menjadi furniture, Handy Craft dan Sawdust. Untuk mendukung usaha itu, PT. AR memberikan bantuan berupa peralatan pertukangan dan mesin penghancur palet.
Selain itu, perusahaan juga membantu koperasi dalam hal publikasi dan pemasaran melalui ajang eksebisi baik ditingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi.
Saat ini, hasil pemasaran produk koperasi Sarop Do Maulana telah memasuki beberapa daerah. Seperti, Batang Toru, Muara Batang Toru, Sibolga, Tapteng, Sipirok, Tapsel dan Medan.
" Disini kita diajari melalui training selama lima hari oleh Gerobak Kaki Lima Medan yang disponsori PT. AR," cerita Siddik Tanjung (39) yang dulunya seorang pengangguran yang mengakui dampak dari PT. AR begitu besar.
Sebelum koperasi ini terbentuk, dulunya masih Comunitas Mandiri dan Produktif (Comapro) tahun 2016 yang bergerak membuat pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah dilingkungan Pasar Batang Toru serta pembuatan Aquaponic.
" Sekarang saya sudah ngajarin karyawan. Itulah kesan saya selama bekerja disini. Kehidupan saya drastis berubah. Dan saya sudah menerima gaji Rp. 2,5 juta per bulan," rincinya.
Hasil olahan Palet yang paling banyak dipesan dan paling laku, yakni kursi cafe dan gerobak dinsum. Tapi kami juga membuat lemari, kursi, meja sesuai pesanan. Harga bervariasi, mulai dari 800 ribu hingga 2,6 juta. Waktu pekerjaan maksimal satu bulan lamanya.
Selain membuat meubel, kami juga memproduksi kompos kotoran hewan dan sampah jadi pupuk organik yang diorder PT. AR ke masyarakat. Dan mengolah serbuk kayu menjadi kompos yang peruntukannya oleh PT AR untik Reklamasi (penghijauan) yang disebut Swadust.