Realitasonline.id - Blangpidie | Harga daging kerbau menyambut Bulan Suci Ramadhan 1445 hijiriah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menyentuh angka Rp 200 ribu per kg, masih sama dengan tahun lalu.
Melejitnya harga daging dihari menjelang puasa Ramadhan biasa disebut 'Meugang' itu, bukanlah hal langka di kabupaten berjulukan bumoe breuh padee sigupai. Pasalnya, pada perayaan meugang-meugang sebelumnya harga daging kerbau segar juga sama level termahal di Aceh bahkan mungkin skala Nasional.
Meski Pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat sudah menetapkan hari meugang jatuh pada Sabtu (9/3), namun dari kemaren (Jumat, 8/3) harga daging sudah berkisar hingga 200 ribu perkilo bahkan ada yang menjual hingga Rp.220 ribu sekira pukul 07.00 WIB pagi.
Baca Juga: Mopen Tabrak Truk Parkir Ringsek, 15 Penumpang Termasuk Supir Alami Luka-Luka
Mahalnya harga daging itu tidak menjadi kendala ataupun masalah bagi masyarakat setempat. Sebab tradisi meugang, hanya diperingati tiga kali dalam setahun yakni pada saat menyambut bulan suci Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
"Ini tradisi yang sudah turun-temurun diikuti oleh masyarakat Aceh pada umumnya termasuk di Abdya yang sangat kental dengan budaya kearifan lokalnya. Jadi harga daging itu tak jadi masalah lagi bagi kami," kata Armi warga Gampong Mesjid, Kecamatan Tangan-Tangan yang sedang membeli daging di Pasar Tanjung Bunga, kecamatan setempat.
Meski ada pedagang yang menyembelih ternak meugang baik kerbau atau sapi pada Sabtu (hari ini), namun harga tersebut masih tetap sama dengan hari ini yakni Rp.200 ribu.
Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan Publik, Kejati Sumut Usung Forum Konsultasi Publik
"Harga ini bukanlah keinginan kami tapi akibat tingginya nilai beli satu ekor kerbau yang mencapai belasan juta bahkan diatas 20 juta," kata Murdani salah satu pedagang daging kerbau dadakan di Pasar Tanjung Bunga, Desa Gunong Cut, Kecamatan Tangan-Tangan.
Akan tetapi harga daging itu seiring berjalannya waktu dalam hari tersebut juga akan berangsur turun hingga Rp.150 ribu perkilo bahkan Rp.100 ribu, kalau sudah menjelang siang apalagi sore.
"Daging ini kalau masih baru dipotong ya mahal sebab masih sangat segar. Kecuali udah menjelang siang baru mulai turun sedikit," tutur Yasir pedagang lainnya di Pasar Tanjung Bunga, Tangan-Tangan.
Pelaksanaan tradisi meugang kali ini sama dengan pada tahun kemaren. Dimana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya kembali mengeluarkan himbauan agar tetap menjaga kebersihan dan cek kesehatan ternak serta tidak menciptakan kemacetan di jalan raya.
Transaksi jual daging meugang di Abdya sejak dahulunya kerap membuat lapak di tempat tertentu seperti lapangan bahkan pantai yang luas hingga warga berbondong-bondong untuk membeli daging sebagai bentuk rasa syukur menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.