Realitasonline.id - Abdya | Gubernur Aceh Muzakir Manaf secara resmi melantik Safaruddin dan Zaman Akli sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) periode 2025-2030 dalam Rapat Paripurna DPRK setempat, Minggu (16/2/2025) malam sekira pukul 22.00 WIB.
Di Aula lantai dua Gedung DPRK Abdya, Mualem (Gubernur Aceh Muzakir Manaf) mengatakan kalau dirinya dengan pemimpin baru Bupati Abdya (Safaruddin) yang baru dilantik tidak ada hijab sama sekali.
"Safar boleh datang kapan saja, mau siang ataupun malam. Lewat jalan belakang pun boleh," katanya dalam agenda pelantikan yang dihadiri ribuan tamu undangan baik dari dalam maupun dari luar daerah termasuk pusat Jakarta.
Kata Mualem, Safaruddin merupakan kader Partai Gerindra yang sudah pernah duduk menjadi Wakil Ketua DPR Aceh periode 2019-2024.
"Saya sangat kenal dengan Safar. Bahkan kami pernah bersama di tahun-tahun politik sebelumnya," kilasnya.
Mengenai permintaan Safaruddin kepada dirinya terkait wacana pelabuhan representatif untuk Abdya itu, Mualem sangat setuju dan sependapat untuk berjuang bersama demi kemajuan ekonomi di Pantai Barat Selatan Aceh (Barsela).
Untuk itu, Mualem juga mengingatkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Abdya yang baru dilantik agar berkaleborasi dan menjaga hubungan antara legislatif dan Instansi Vertikal (Muspida) agar tidak terjadi kepincangan dalam membangun Abdya yang lebih maju.
Baca Juga: Lantik Dewan Hakim MTQ XXIV Kota Padangsidimpuan, Akhiri Masa Jabatan Pj Wali Kota Timur Tumanggor
Jadi ke depan, tidak ada lagi pendukung ini dan itu, demi memperkuat pemerintahan Abdya. Tetap jaga keharmonisan antara eksekutif dan legislatif untuk memperkuat kinerja pemerintah dalam membangun Abdya nantinya.
"Bek sampoe, Bupati ba mete dan DPRK me pale, jadi han teunte meurumpok (jangan sampai bupati bawa meter dan DPRK pegang palu, jadi tentu tidak akan singkron). Dengan tidak harmonis, tentunya akan merusak sebuah kemajuan. Apalagi, provinsi kita saat ini masuk daftar nomor nomor 6 termiskin di Indonesia. Kalau se Pulau Sumatera kita masih berada di peringkat satu termiskin. Maka dari itu, saya (Mualem) dengan Safaruddin tidak ada hijab untuk membangun Aceh. hana uro atau malam bahkan jeut jak rot likot," ujar Gubernur Aceh yang juga selaku Ketua DPP Partai Aceh (PA) itu.
Mualem melanjutkan bahwa Aceh merupakan daerah penghasil karbon di dunia.
"Dengan itulah kita bangun Aceh lebih baik. Jika Otsus berkurang, tentunya negara luar akan melirik Aceh. Karena orang luar sedang mengintai kita apa yang bisa dikelola di Aceh," bebernya.
"Tentunya kita harus banyak bersyukur. Alhamdulillah, pak Sekda Aceh baru-baru ini sudah diberikan Rp.170 miliar hasil karbon untuk pemerintah Aceh dan masih banyak lagi yang akan kita dapati nantinya. Banyak cara untuk keluar dari kemiskinan ini," sambung Mualem.
Di momen pelantikan itu, Mualem juga meminta maaf karena tidak sempat berkampanye di Abdya meski termasuk penyumbang persentase suara terbanyak untuk kemenangan Mualem-Dek Fadh.