Realitasonline.id - Abdya | Para komunitas Kemasjidan Ayah Gadeng yang berlokasi di Desa Tengah, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Selasa (25/3/2025) sore menggelar buka puasa bersama (Bukber) sebagai ajang silaturahmi antar lintas generasi sejak komunitas itu berdiri.
Acara buka puasa bersama yang digagas LSM Gardamadina Institute itu menjadi ajang silaturahmi yang penuh kekompakan bagi sesama komunitas yang sudah lama tidak saling berinteraksi.
"Ini ajang berkumpul para komunitas setahun sekali. Biasanya di 25 Ramadhan banyak saudara-saudara kita yang pulang kampung untuk berlebaran. Momentum ini, kita manfaatkan untuk bersilaturahmi dan berdiskusi bersama," kata Pengarah Acara, TM Daod Yuska disela kegiatan tersebut.
Baca Juga: Bikin Warga Resah, Polres Madina Tangkap Maling yang Lakukan Aniaya, Ini Barang yang Dicuri
Komunitas Ayah Gadeng ini telah eksis sejak tahun 70 an. Meski ada juga generasi-generasi sebelumnya, tapi tidak terstruktur seperti sekarang ini.
Dalam perjalanannya, setiap lintas generasi punya pengalaman dan perjalanan masing-masing sesuai dengan era pada masa itu. Dimana, komunitas ini bergerak di bidang pendidikan keagamaan (pengajian) dan menciptakan pribadi yang mandiri serta tanpa pamrih.
"Komonitas yang juga bergerak dibidang sosial masyarakat ini, telah banyak melahirkan kader-kader yang mandiri bahkan sukses hingga ke kancah internasional," kata Bang Daod (sapaan akrabnya).
Lebih lanjut, Bang Daod yang juga salah satu penggagas lahirnya komunitas Ayah Gadeng itu, berharap kepada para keluarga besar komunitas ini untuk selalu kompak dan tetap menjaga citra nama baik.
Baca Juga: Kejaksaan Negri Madina dan Insan Pers Bagi-bagi Takjil kepada Warga
"Kita dilahirkan dan ditempa disini untuk menjadi pribadi yang kuat, siap, siaga serta mandiri. Bagaimanapun sikonnya, jarang keluar kata-kata mundur, inilah ciri-ciri anak didikan Subuh," demikian tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Komunitas Ayah Gadeng ini merupakan wadah pengajian non-formal yang berlangsung di kompleks Mesjid Ayah Gadeng. Para santrinya, menginap di gubuk papan beratap daun rumbia dengan ukuran 3x4 meter atau biasa disebut Rangkang (dalam bahasa Aceh).
Tidak tanggung-tanggung, pengajar yang pernah mengisi pengajian di komunitas ini, lansung datang dari sejumlah pondok pesantren lintas Provinsi. Mulai dari seputaran Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, bahkan ada dari Sulawesi. (Zal)