Pertumbuhan Ekonomi Aceh Alami Perlambatan, Faktor Kinerja Konstruksi, Listrik dan Gas jadi Penentu

photo author
- Senin, 5 Mei 2025 | 22:12 WIB
Plt. Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin (photo:lst)
Plt. Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin (photo:lst)

Realitasonline.id - BANDA ACEH -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh pada kuartal pertama tahun 2025 mengalami perlambatan, angka tersebut tumbuh sebesar 4,59 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,82 persen.

Plt Kepala BPS Aceh, Tasdik Ilhamudin, menjelaskan bahwa perlambatan ini disebabkan oleh penurunan kinerja di sektor konstruksi serta sektor penyediaan listrik dan gas, katanya saat laporan perkembangan ekonomi Aceh pada triwulan I-2025, Senin (5/5/2025).

Ia mengungkapkan, bahwa penurunan disektor konstruksi sebesar 0,11 persen dan di sektor listrik dan gas sebesar 4,77 persen, secara tahunan menjadi penyumbang utama perlambatan tersebut.

Baca Juga: Saluran Irigasi di Kuta Bak Drien Dangkal Sebabkan Air Meluap Banjiri Areal Sawah, Ketua DPRK Abdya Turunkan Alat Berat

Selain itu, sektor pertanian juga mengalami penurunan akibat pergeseran waktu panen.

Pada periode ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh mencapai Rp61,75 triliun berdasarkan harga berlaku dan Rp38,38 triliun berdasarkan harga konstan.

Melihat tren lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 masih mengikuti pola musiman dan menunjukkan perbaikan bila dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya.

Secara tahunan (y-on-y), sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan positif, dengan sektor pertambangan dan penggalian tumbuh tertinggi sebesar 19,02 persen, disusul sektor transportasi dan pergudangan yang naik 9,76 persen.

Struktur PDRB Aceh berdasarkan pengeluaran menunjukkan bahwa ekonomi provinsi ini didominasi oleh ekspor barang dan jasa yang menyumbang 69,19 persen, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 55,06 persen, serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 30,19 persen.

Baca Juga: Kunjungi Lapas Kelas III Lhoknga Aceh, Begini Tanggapan Anggota DPR RI HT Ibrahim

Sementara itu, impor barang dan jasa luar negeri sebagai faktor pengurang menyumbang 71,36 persen.

Tasdik juga menyampaikan bahwa konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tahunan tertinggi, yakni sebesar 7,99 persen, didorong oleh pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) termasuk gaji dan tunjangan kinerja.

Namun demikian, terdapat dua komponen yang mengalami kontraksi, yaitu PMTB sebesar 0,11 persen dan LNPRT (Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga) yang turun sebesar 1,11 persen. (Ics)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Antrean Kendaraan di SPBU di Abdya Berangsur Normal

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:08 WIB
X