Kutacane – realitasonline.id | Tutupnya dua pangkalan SPBU Lawe Kihing dan SPBU Kuning Kecamatan Bambel Aceh Tenggara sehingga membuat bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar menjadi langka, kelangkaan BBM jenis Pertalite dan Solar itu terjadi mulai dari Jum'at (24/02) hingga saat ini Rabu (01/03).
Menurut keterangan dari Kepala Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperinaker) Aceh Tenggara. Rahmat Padli saat dikonfirmasi media pada Rabu (01/03) via WhatsApp menjelaskan, setelah kita melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina Sales Branch Manager Rayon IV Aceh dan mempertanyakan tentang tutupnya SPBU Lawe Kihing dan SPBU Kuning Kecamatan Bambel. Ternyata itu bukan kesalahan pihak Pertamina, namun ini semuanya kesalahan di interen keluarga sebut Padli.
Ditempat terpisah lembaga swadaya masyarakat tindak pidana korupsi (LSM-TIPIKOR). Jupri Yadi R kepada realitas pada Kamis (02/03) mengatakan, kelangkaan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar ini sudah terjadi pada Jum'at (24/02) lalu, hal ini dikarenakan tutupnya dua pangkalan SPBU Lawe Kihing dan SPBU Kuning Kecamatan Bambel Aceh Tenggara." CV. Eka Jaya tak mampu mengelola Pertamina secara manejemen kata Jupri Yadi R.
Untuk itu, kita minta kepada pihak Pertamina Sales Branch Manager Rayon IV Aceh untuk mencabut izin dua SPBU yang ada di Aceh Tenggara tersebut, karena selama CV. Eka Jaya di anggap tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai penyalur BBM bersubsidi melalui SPBU," konflik keluarga jagan di jadikan alasan dalam pengelolaan SPBU, terkait hal ini dalam waktu dekat LSM Tipikor akan membuat laporan kepada PT. Permainan Indonesia untuk segera mencabut izin dua SPBU tersebut, dan Kouta untuk BBM bersubsidi ini agar secepatnya di alihkan ke SPBU lain yang ada di Aceh Tenggara tegas Jupri Yadi R. (sd)