Analisis Pasar: Suku Bunga Acuan The Fed Terus Hantui Pergerakan Kurs Rupiah di Pekan Ini

photo author
- Minggu, 10 Desember 2023 | 13:46 WIB
kurs rupiah spot ditutup pada level harga Rp 15.517 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (8/12).
kurs rupiah spot ditutup pada level harga Rp 15.517 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (8/12).

kurs rupiah spot ditutup pada level harga Rp 15.517 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (8/12). 

realitasonline.id - Pergerakan dalam sepekan, kurs rupiah spot melemah sekitar 0,20% daripada posisi akhir pekan lalu di Rp 15.485 per dolar AS.

Namun Rupiah spot terpantau menguat tipis 0.02% secara harian dari posisi kemarin Rp 15.515 per dolar AS.

Semantera kurs rupiah spot ditutup pada level harga Rp 15.517 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (8/12). 

Sedangkan, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup di posisi Rp 15.500 per dolar AS, Jumat (8/12) kemarin.

Memnag, secara mingguan, rupiah jisdor telah menguat sekitar 0,15%. Secara harian, rupiah jisdor bergerak naik 0.23% dari posisi Rp 15.536 per dolar AS.

Kurs rupiah bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pekan ini. Ekonomi China yang belum pulih membatasi kenaikan bagi Rupiah.

Menanggapi hal tersebut, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencermati, pergerakan rupiah selama minggu ini fluktuatif. Kurs Rupiah sempat melemah, kemudian menguat dan kemudian melemah tipis.

Penguatan kurs rupiah di pekan ini didukung oleh data ekonomi Amerika dan ekspektasi pasar terhadap Bank Sentral AS yang kemungkinan mempertahankan suku bunga di bulan Desember 2023.

Pasar juga memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga sebesar 25 bps di bulan Maret 2024 dan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps di April 2024.

Ibrahim menyebutkan, sentimen eksternal dari AS itulah yang membuat rupiah sempat menguat di pekan ini.

Ditambah lagi, rupiah lebih tangguh menyusul data Cadangan devisa (cadev) Indonesia meningkat menjadi US$ 138,1 miliar pada November 2023 yang dirilis Kamis (7/12).

Hanya saja, Ibrahim menjelaskan, belum pulihnya ekonomi China masih membawa awan hitam bagi kawasan Asia.

Meskipun data neraca perdagangan China cetak surplus, namun impor mengalami penurunan signifikan yang mengindikasikan isu perlambatan ekonomi belum usai pasca diterjang badai Covid-19.

“Itulah mengapa rupiah pekan ini bergerak fluktuatif,” kata Ibrahim.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Sumber: kontan.co.id

Tags

Rekomendasi

Terkini

Cek Indikasi Kerusakan dan Perawatan Karet Pintu Mobil

Kamis, 27 Februari 2025 | 06:55 WIB

Ungkap Efek Mobil Jarang Digunakan

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:28 WIB

Terpopuler

X