Sementara untuk pasar batubara di dalam negeri masih wait and see terhadap beberapa kebijakan pemerintah. Terlebih, pemerintah menetapkan kebijakan baru yakni skema baru pungut salur melalui mitra instansi pemerintah (MIP) batubara yang akan diujicobakan pada Januari 2024 mendatang.
"Tapi saya yakin kebijakan MIP batubara nantinya akan cenderung lebih menguntungkan untuk pemain domestik," kata Rizkia.
Sementara tu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi juga mengatakan, harga batubara di tahun 2024 tidak akan relatif lebih besar dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh kondisi Geopolitik yang kemungkinan besar sudah mereda pada tahun depan, baik di Timur Tengah antara Hamas dan Israel.
Selain itu, China juga masih mengalami perlambatan ekonomi. Sehingga impor batubara dari China maupun India juga terus turun.
"Di sisi lain, tenaga listrik di India dan di Cina ini menggunakan batubara lokal yang membuat harga batubara di tahun 2024 kemungkinan besar itu akan lebih rendah dibandingkan tahun 2023," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan penurunan harga minyak dunia juga berdampak pada koreksi harga komoditas energi yang menjadi turunannya, yakni gas alam dan batubara.
Apalagi, musim dingin di Eropa dan belahan bumi utara lainnya tidak sedingin biasanya karena musim panas yang ekstrem. Hal ini pun memengaruhi permintaan batubara dari negara-negara Eropa.
Ibrahim memprediksi, harga batubara hingga akhir tahun 2023 berpotensi lanjut terkoreksi hingga ke level US$ 135 per metrik ton. Sementara untuk tahun 2024, dia memproyeksi pergerakan harga batubara bakal berkisar di US$ 90-US$ 140 per metrik ton.***