Mayoritas Bursa Asia Anjlok Terseret Kemerosotan Saham AS Setelah Risalah Pertemuan Federal Reserve

photo author
- Kamis, 4 Januari 2024 | 09:59 WIB
Mayoritas Bursa Asia Anjlok Terseret Kemerosotan Saham AS Setelah Risalah Pertemuan Federal Reserve
Mayoritas Bursa Asia Anjlok Terseret Kemerosotan Saham AS Setelah Risalah Pertemuan Federal Reserve

realitasonline.id - Pada perdagangan Kamis (4/1) pagi. Pukul 08.25 WIB mayoritas bursa Asia melemah di pasar spot di mana indeks Nikkei 225 turun 537,55 poin atau 1,60% ke level 32.929,71.

Baca Juga: Indeks Saham di Asia Mayoritas Ditutup Flat dengan Kecenderungan Turun di Awal Tahun 2024

Sedangkan Hang Seng naik 26,99 poin atau 0,16% ke 16,673,40, Taiex naik 28,11 poin atau 0,16% ke 17.587,76, Kospi turun 16,80 poin atau 0,64% ke 2.590,51,

Sementara, ASX 200 turun 29,80 poin atau 0,40% ke 7,493,35, Straits Times turun 10,61 poin atau 0,34% ke 3.188,24 dan FTSE Malaysia turun 0,95 poin atau 0,06% ke 1.461,42.

Baca Juga: Indeks Utama Wall Street Tergelincir Terseret Risalah Pertemuan The Fed Bulan Desember

Kemudian Bursa Asia melemah menyusul kemerosotan saham AS setelah risalah pertemuan Federal Reserve mengindikasikan suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Beradasarkan data yang dilansir Bloomberg, pelemahan saham dipicu oleh risalah rapat The Fed Desember.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp6.000 Dibanderol di Level Rp1.123.000 Per Gram di Perdagangan Kamis (4/1/2024)

Yang menyatakan bahwa suku bunga dapat tetap tinggi untuk beberapa waktu, sambil menekankan bahwa peluang penurunan suku bunga bisa terjadi sebelum tahun ini berakhir.

"Secara keseluruhan, ini adalah pembaruan hawkish dari The Fed," ujar Ian Lyngen di BMO Capital Markets, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, data manufaktur pada Rabu menunjukkan aktivitas masih terkontraksi. Data terpisah menunjukkan jumlah lowongan kerja turun sedikit pada November, sebagai tanda melemahnya pasar tenaga kerja.

"Secara keseluruhan, pasar tenaga kerja tetap kuat, namun permintaan turun dan menjadi lebih seimbang dengan pasokan," kata Rubeela Farooqi, kepala ekonom AS di High Frequency Economics.

"Data ini akan menjadi berita baik bagi para pengambil kebijakan dan mendukung pandangan The Fed bajwa pergerakan suku bunga selanjutnya akan lebih rendah, kemungkinan besar terjadi pada kuartal kedua."

Di Asia, investor mencermati data PMI China pada Desember yang menunjukkan tanda-tanda ketahanan ekonominya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cek Indikasi Kerusakan dan Perawatan Karet Pintu Mobil

Kamis, 27 Februari 2025 | 06:55 WIB

Ungkap Efek Mobil Jarang Digunakan

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:28 WIB

Terpopuler

X