Pasar sekarang fokus pada data nonfarm payrolls AS untuk bulan Desember 2023 yang akan dirilis Jumat (5/1) waktu AS.
"Angka tersebut diperkirakan menunjukkan lebih banyak pendinginan di pasar tenaga kerja, meskipun para trader tetap khawatir atas kekuatan yang tidak terduga setelah data klaim pengangguran mingguan dan data gaji swasta yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis awal pekan ini," tutur Ibrahim.
Menurutnya, pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi yang turun adalah dua faktor utama yang dipertimbangkan oleh The Fed dalam memangkas suku bunganya.
Meskipun keduanya telah melemah secara substansial dalam beberapa bulan terakhir, para trader masih belum yakin apakah hal tersebut akan cukup untuk mendorong pelonggaran moneter agresif The Fed pada tahun 2024.
Untuk pekan depan, Josua memprediksi rupiah akan menguat, terutama bila data pengangguran AS tercatat mengalami kenaikan dengan kisaran pergerakan Rp 15.450-Rp 15.550 per dolar AS.
Sedangkan untuk Senin (8/1), Ibrahim memperkirakan, mata uang rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.510-Rp 15.560 per dolar AS.***