Apabila makanan berlimpah mereka cenderung memilih yang paling disukai, yaitu biji-bijian seperti padi yang tersedia di sawah. Pada kondisi bera, tikus sering berada di pemukiman, mereka juga menyerang semua stadium tanaman padi, sejak persemaian sampai panen. Tingkat kerusakan yang diakibatkan bervariasi tergantung stadium tanaman.
“Faktor lainnya bisa karena tidak serempaknya proses pengolahan sawah, sanitasi, pemanfaatan musuh alami tikus juga dapat mengurangi populasi tikus seperti yang kami terapkan di sejumlah hamparan termasuk di kawasan Beuah Kecamatan Susoh,” pungkasnya.
Seperti diketahui, petani di areal persawahan kawasan Desa Tengah Kecamatan Manggeng Abdya terpaksa harus membajak kembali tanaman padi yang telah berusia satu bulan lebih pasca tanam. Hal itu dilakukan lantaran tanaman padi yang semula tumbuh subur, rusak parah akibat diserang hama tikus. sedikitnya ada delapan hektar (ha) sawah dengan kondisi padi usia satu bulan lebih yang rusak akibat serangan hama tikus. Hama tikus dapat merusak hingga 80 persen tanaman padi pada satu petak dalam satu malam. Serangan hama tikus tersebut mulai pada bagian akar, batang, daun. Bahkan jika sudah berbuah, bulir padi juga akan menjadi sasarannya. Sehingga tanaman padi tidak dapat berkembang dengan baik. Hal ini tentu menyebabkan kerugian yang tinggi bagi petani setempat.
“Tanaman padi petani banyak yang rusak dan terancam gagal panen karena diserang hama tikus juga burung pipit. Tanaman padi yang telah rusak oleh serangan hama itu, langsung dibajak kembali menggunakan traktor untuk ditanami bibit yang baru,” kata salah seorang petani. (ZAL)