MEDAN– realitasonline.id |APBN hadir bagi masyarakat di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif serta bekerja keras melalui belanja negara untuk mendukung program pemulihan ekonomi. Pada Semester I 2022, beberapa indikator perekonomian di Sumatera Utara seperti perkembangan harga di tingkat konsumen mengalami inflasi 1,4% pada bulan Juni, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya 0,74% dengan tingkat inflasi tahunan sebesar 5,61% (yoy).
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sejumlah bauran kebijakan dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas harga serta pasokan pangan seperti kegiatan operasi pasar murah yang tersebar di beberapa titik di Kota Medan serta meningkatkan pengawasan ketersediaan dan kelancaran distribusi barang oleh TPID.
Indikator lainnya yaitu Nilai Tukar Petani (NTP) Juni 2022 sebagai salah satu indikator mengukur tingkat kemampuan/daya beli petani naik 0,78% dibandingkan NTP Mei 2022. Angka NTP Sumut (117,31) bahkan lebih tinggi dari nasional (105,96). Apabila NTP bulan sebelumnya sempat menurun 10,72% (yoy) yang disebabkan turunnya NTP pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 18,49% namun pada bulan Juni kembali naik dipicu naiknya NTP subsektor Hortikultura sebesar 8,88% dan Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,36%.
Kinerja APBN terus dijaga dalam koridor ekspansif dan konsolidatif agar momentum pemulihan ekonomi tetap terjaga. Pemerintah terus melakukan penguatan di sisi penerimaan serta mengupayakan akselerasi belanja untuk menopang pertumbuhan. Kinerja penerimaan perpajakan di Sumatera Utara yang dikelola oleh Kanwil DJP Provinsi Sumut I & II pada Semester I 2022 telah mencapai Rp20,66 triliun dari target Rp23,6 triliun. Realisasi penerimaan perpajakan ini tumbuh signifikan 100,74% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Porsi terbesar dari PPN Final (25,04%), PPH Pasal 25/29 Badan (23,31%) dan PPN Dalam Negeri (21,46%). Sedangkan menurut sektor, didominasi sektor Industri Pengolahan (33,71%) diikuti sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (28,07%).
Akselerasi pertumbuhan penerimaan Pajak didukung Program Pengungkapan Sukarela (PPS) yang memberikan kontribusi hingga 21,50% yang berhasil menghimpun total Harta Bersih Rp43,02 triliun hingga 30 Juni 2022 dengan partisipan sebanyak 19.769 wajib pajak.
Kinerja penerimaan yang berasal dari Bea dan Cukai di Sumatera Utara, dikelola oleh Kanwil Bea & Cukai Provinsi Sumatera Utara, terealisasi sebesar Rp3,60 triliun (169,86% dari target tahun 2022). Realisasi ini tumbuh mencapai 48,50% (yoy) didukung pertumbuhan Bea Masuk sebesar 8,05% dan Bea Keluar yang signifikan sebesar 77,72%.
Penerimaan Bea Masuk masih didominasi oleh produk impor seperti gula, produk canai lantaian, pupuk, kacang tanah, residu, tuangan logam, buah, aksesoris kendaraan bermotor dan bawang. Sedangkan akselerasi Bea Keluar didorong didorong kenaikan harga kompoditi kepala sawit dan produk turunannya. Sementara realisasi Cukai terkontraksi sebesar 3,09% (yoy) dipicu kegiatan produksi hasil tembakau yang masih terdampak Covid-19 serta pemberlakuan pembebasan Cukai terhadap Etil Alkohol (EA) untuk penanganan Covid-19 seperti pembuatan hand sanitizer dan lainnya untuk alasan medis. Kanwil Bea & Cukai Provinsi Sumatera Utara juga melindungi masyarakat dalam perannya memberantas peredaran rokok ilegal dimana sebanyak 35,65% penindakan yang telah dilakukan berasal dari Penindakan terhadap Hasil Tembakau (rokok).
Kinerja PNBP terealisasi Rp1.000,53 miliar atau 53,13% dari target PNBP dengan kontributor penerimaan terbesar berasal dari Pendapatan Jasa Pendidikan dan Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit. Realisasi PNBP tumbuh 19,60% (yoy) yang menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi yang terjaga didukung reformasi struktural.