Realitasonline.id | Masyarakat merasa resah terkait isu akan terjadinya kelangkaan air galon saat momen Lebaran nanti. Pasalnya, hal itu akibat dari larangan beroperasinya truk sumbu tiga yang menjadi transportasi utama distribusi air galon tersebut.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga tidak setuju atas pelarangan tersebut dengan alasan air minum itu sudah menjadi kebutuhan vital di masyarakat.
BPKN berharap pemerintah memiliki alternatif kebijakan yang tidak merugikan masyarakat.
Baca Juga: Lucu! Asal Mula Kembang Goyang, Kue Lebaran Idul Fitri Ngehits Sampai Sekarang, Emak Sudah Bikin?
Kritikan terhadap pelarangan beroperasinya truk sumbu tiga bagi angkutan air galon ini disampaikan masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Susanto, seorang karyawan swasta di Jakarta yang rencananya akan mudik ke kampung halamannya di Solo mengungkapkan, pada momen Lebaran biasanya permintaan air galon di daerahnya meningkat hingga 70 persen.
"Itu pengalaman saya waktu mudik tahun kemarin. Apalagi katanya ada peningkatan jumlah yang mudik tahun ini, mungkin peningkatannya bisa mencapai 100 persen lebih,” kata Susanto dalam keterangannya, dikutip VIVA, Minggu (16/4/2023).
Melihat kondisi ini, dia pun menyarankan agar distribusi air galon itu tidak dilakukan pelarangan.
"Saya khawatir jika dilarang masyarakat akan kekurangan kebutuhan air minum saat Lebaran nanti, karena adanya kelangkaan barang di warung-warung,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Novy, pedagang kelontong di Depok yang juga rencananya akan mudik ke Kudus, Jawa Tengah.
Menurutnya, keluarganya bisa menghabiskan air minum hingga 4 galon per hari karena banyaknya anggota keluarga yang kumpul di rumah orang tuanya pada saat Lebaran.
"Jadi, betapa bingungnya nanti orangtua saya untuk mencari air minum jika distribusi air galon itu dibatasi,” tuturnya.