Berdasarkan data dilansir dari Bloomberg, rupiah spot ditutup pada level harga Rp 15.517 per dolar AS di perdagangan akhir pekan, Jumat (8/12).
Dalam sepekan, rupiah spot melemah sekitar 0,20% daripada posisi akhir pekan lalu di Rp 15.485 per dolar AS. Namun Rupiah spot terpantau menguat tipis 0.02% secara harian dari posisi kemarin Rp 15.515 per dolar AS.
Kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup di posisi Rp 15.500 per dolar AS, Jumat (8/12).
Secara mingguan, rupiah jisdor telah menguat sekitar 0,15%. Secara harian, rupiah jisdor bergerak naik 0.23% dari posisi Rp 15.536 per dolar AS.
“Pelemahan rupiah menyusul terjadinya rebound pada dolar AS yang mengalami oversold di pekan lalu,” jelas Pengamat Mata Uang, Lukman Leong kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12).
Namun, Lukman menilai bahwa pelemahan rupiah tidak terlalu signifikan seiring absennya data ekonomi penting AS, sehingga investor cenderung wait and see mengantisipasi data Non Farm Payroll (NFP) yang dirilis akhir pekan.
Begitu pula dari domestik, terdapat satu data ekonomi penting yaitu Cadangan devisa (cadev) Indonesia yang mengalami peningkatan menjadi US$ 138,1 miliar pada November 2023. Sentimen ini sedikit mendukung rupiah di perdagangan pekan ini.
Menurut Lukman, pekan ini, Senin (11/12) baru akan kembali padat dengan data ekonomi dan berbagai pertemuan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Investor akan mengantisipasi data inflasi Amerika Serikat, pertemuan The Fed dalam FOMC, European Central Bank (ECB) serta Bank of England (BoE). Dari domestik, data penjualan ritel dan data perdagangan akan menjadi perhatian.
Lukman mengatakan, ekspor dan impor diperkirakan akan lebih baik dan diharapkan bisa mendukung rupiah.
Dengan demikian, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pekan ini diprediksi berkisar Rp 15.400 – Rp 15.700 per dolar AS.***