KENDAL - realitasonline.id | Para peternak ayam petelur di kabupaten Kendal Jawa Tengah, mengalami kerugian akibat naiknya harga pakan ternak, terutama harganya jagung. Terlebih saat ini harga jual telur menurun. Dikhawatirkan hal ini akan mengancam usaha peternak ayam petelur di kabupaten Kendal. Hal itu diungkapkan Ketua Peternak Ayam Petelur kabupaten Kendal Suwardi, Selasa petang (4/5/2021)
"Kenaikan harga Jagung mengakibatkan harga pakan ayam juga naik. Kondisi saat ini, membuat para peternak terpaksa menggadaikan BPKB, jual sapi, kambing untuk menjaga keberlangsungan usaha ternak ayam petelur mereka," kata Suwardi.
Dikatakan Suwardi, kenaikan harga pakan ayam cukup drastis sejak Januari 2021. Harga konsentrat naik dari bulan Nopember 2020 hingga sekarang dengan kenaikan rata-rata 25 persen. Harga jagung naik 30 persen, berbanding terbalik dengan harga jual telur yang turun 20 persen.
"Saat ini untuk produksi satu Kilogram telur Rp. 22.700, sedang harga jual telur Rp. 18.000. Artinya para peternak merugi Rp. 3.000 hingga Rp. 4.700 per satu Kilogram nya. Untuk menutup kerugian terpaksa para peternak pinjam uang di bank, menggadaikan sertifikat tanah, BPKB atau jual ternak mereka. Pokoknya ngenes, nasib kami sekarat saat ini dan terancam gulung tikar," ungkap Suwardi.
Baca juga: Pusat Layanan Panggilan Darurat 112 Kendal Telah Aktif
Suwardi berharap pemerintah segera turun tangan, dengan jalan melakukan operasi pasar sehingga harga jagung bisa sesuai Permendag 7 Tahun 2020. Kemudian Pemerintah membantu penyerapan produksi telur untuk Bansos sehingga harga jual telur naik dan stabil. Dan berharap Pemerintah jangan terbitkan Surat Edaran cating telur ayam HE (hatched egg) karena, karena hal itu sangat mengganggu pasar telur hasil budidaya.
Hendy Rahardiyanto (40) peternak ayam petelur di sentra peternak ayam petelur desa Gedong kecamatan Patean Kendal mengaku bingung, pasalnya pemerintah menyebutkan stok jagung melimpah, tapi kenapa harga jagung naik.
