Misalnya dari hasil panen ikan Bandeng diolah menjadi Bandeng presto, atau dari limbah pertanian diolah menjadi pakan ternak. Sedangkan limbah/kotoran ternak bisa diolah menjadi kompos untuk pertanian ataupun untuk biogas.
“Dengan sistem terpadu, nantinya semua produk yang dihasilkan bisa saling mendukung. Kita akan olah produk-produk yang dihasilkan sehingga memiliki nilai tambah. Harapannya Lapas Produktif Terkait Kendal, bisa memenuhi berbagai kebutuhan pra dan paska produksi secara mandiri. Serta menghasilkan produk-produk yang menopang program Ketahanan Pangan," ujarnya.
Seiring dengan pergeseran paradigma, Lembaga Pemasyarakatan, tidak hanya sekedar melakukan pembinaan. Namun lebih dari itu juga melakukan pendampingan dengan pelatihan ketrampilan kerja, sehingga menjadi warga binaan produktif. Pada saatnya mereka telah bebas, mereka bisa berwiraswasta atau bekerja secara layak untuk menghidupi keluarganya.
Disebutkan, selama masa Pandemi Covid-19, pengelolaan lahan yang ada di Lapas Produktif Terbuka Kendal mampu menghasilkan produk-produk berkualitas dan ikut menopang program ketahanan pangan, khususnya di Kabupaten Kendal. Sedangkan warga binaan yang bekerja di tambak udang dan ikan yang bekerja sama dengan pihak ketiga, mereka sudah mendapatkan upah yang cukup layak.
"Kita berharap, Lapas Produktif Terbuka Kendal ini nantinya dengan pengelolaan lahan secara terintegrasi, namun dapat dikembangkan lagi menjadi Agrowisata ataupun wisata edukasi," ujar Rusdedy.
Terkait dengan pelaksanaan tugas pengamanan dan pengawasan di Lapas Produktif Terbuka Kendal, Rusdedy menyatakan, pihaknya telah di mengembangkan inovasi digital yakni, Aplikasi E-Rupam yang telah diresmikan oleh Kakanwil Kemenkumham Jateng (18/10) lalu.
Dengan Aplikasi E-Rupam memudahkan Regu Pengamanan Lapas dalam membuat laporan. Aplikasi E-Rupam memuat data mengenai kehadiran petugas, inventarisasi barang, pengamanan, serta laporan kegiatan/kejadian yang terus di update oleh Regu Pengamanan dan terpantau oleh Kalapas. (KYD)