Dengan kondisi seperti itu, pihaknya terpaksa menanggulangi secara darurat menggunakan batang kelapa yang diambil dari kebun milik warga sekitar. "Kita gunakan pohon kelapa agar bisa dilalui. Kalau tidak, jembatan itu tidak bisa dilalui sama sekali," katanya.
Darwis mengaku sudah melayangkan permohonan ke instansi terkait untuk perbaikan jembatan tersebut. Akan tetapi laporan yang disampaikan pihaknya belum juga berbuahkan hasil.
Darwis kuatir pohon kelapa yang menjadi bahan lantai jembatan yang sebelumnya dari beton itu akan mudah keropos akibat termakan usia. "Namanya saja darurat, pasti tidak akan bertahan lama," ujarnya.
Untuk itu, Darwis berharap jembatan dengan panjang lebih kurang tujuh meter dan lebar lima meter itu bisa segera diperbaiki. "Tidak mungkin kita menggunakan dana operasional sekolah, karena tidak akan cukup untuk memperbaiki jembatan beton sebesar itu. Pastinya harus dengan dana kabupaten," demikian tandasnya. (ZAL)