Realitasonline.id | Tahun 2025 jadi saksi invasi besar mobil listrik China di Indonesia. BYD, VinFast, dan Chery bersaing menaklukkan hati konsumen lokal.
Harga miring jadi senjata utama mereka. Mobil listrik China menawarkan fitur premium setara Jepang, tapi dengan harga jauh lebih bersahabat.
Desainnya juga mulai menyesuaikan selera pasar Asia Tenggara. Tampilan futuristik berpadu ergonomi simpel jadi nilai tambah signifikan.
Saya sempat test drive BYD Dolphin dan terkejut dengan respons gasnya. Senyap, enteng, dan teknologi canggihnya terasa premium.
Bahkan fitur ADAS-nya terasa seperti di mobil mewah. Di kemacetan Jakarta, sistem semi-autonomous ini terasa benar-benar membantu.
Namun, saya juga mencemaskan dominasi ini. Jika lokal tak bisa bersaing, maka akan sulit bagi merek dalam negeri tumbuh dan inovatif.
Baca Juga: Fiat Grande Panda 4x4 Merah Marun, Berdesain Tangguh Mampu di Medan off Road
Analisa saya: masyarakat Indonesia cepat adaptif, tapi masih terhambat soal infrastruktur charging dan persepsi “listrik itu ribet”.
Masalah lain adalah layanan purnajual. Banyak konsumen ragu karena belum tahu seperti apa jaringan servis mobil-mobil China ini.
Tapi saya percaya, kompetisi dari China justru bisa mengguncang dan memaksa pabrikan lama untuk berinovasi lebih cepat.
Baca Juga: Sekretariat DPRD Gelar Acara Perpisahan Untuk PNS Pensiun
Jika mobil China ini mendorong ekosistem EV lebih cepat berkembang, maka mereka bukan ancaman—tapi katalis masa depan otomotif kita (EF).