Realitasonline.id - Pertumbuhan mobil listrik (EV) di Indonesia semakin pesat sejak hadirnya berbagai model terjangkau dari Wuling, Hyundai, hingga BYD.
Pemerintah pun terus mendorong elektrifikasi dengan insentif pajak dan dukungan infrastruktur. Seiring meningkatnya populasi EV, peluang bisnis baru pun terbuka lebar, salah satunya di sektor bengkel khusus kendaraan listrik.
Jika selama ini bengkel mobil identik dengan perawatan mesin bensin, di era EV peran mekanik bergeser ke arah spesialis baterai, motor listrik, hingga software update. Artikel ini akan membahas bagaimana tren bengkel EV bisa menjadi ladang usaha masa depan di Indonesia.
Baca Juga: Efek Lampu Mobil Terhadap Keselamatan Berkendara di Jalan Raya
1. Bengkel EV: Lebih dari Sekadar Ganti Oli
Mobil listrik memiliki struktur mekanis lebih sederhana dibanding mobil konvensional. Tidak ada mesin pembakaran internal, radiator besar, atau sistem knalpot. Hal ini membuat perawatan rutin seperti ganti oli mesin atau tune-up menjadi tidak relevan.
Namun, bukan berarti EV bebas perawatan. Justru ada area baru yang sangat penting, seperti:
- Pemeriksaan dan perawatan baterai (state of health, pendinginan, dan proteksi kebakaran).
- Motor listrik dan inverter, yang membutuhkan kalibrasi khusus.
- Sistem kelistrikan tegangan tinggi, yang berbeda jauh dari sistem aki biasa.
- Software update untuk memperbaiki bug atau meningkatkan performa.
Dengan kompleksitas baru ini, bengkel EV bukan sekadar tempat perbaikan, melainkan juga pusat layanan teknologi.
2. Peluang Bisnis Bengkel EV di Indonesia
- Spesialisasi Baterai EV
Baterai adalah “jantung” mobil listrik. Nilainya bisa mencapai 30–40% dari harga mobil. Bengkel yang mampu melakukan diagnosa, perbaikan, hingga cell replacement akan menjadi sangat dibutuhkan.
- Motor Listrik & Inverter Service
Jika bengkel konvensional punya spesialis mesin, maka di era EV akan muncul teknisi motor listrik. Perawatan meliputi pemeriksaan kumparan, bearing, dan sistem pendingin.