Penyebab dan Solusi Motor Matic Boros Bensin Padahal Sudah Injeksi

photo author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 21:32 WIB
Ilustrasi penyebab sepeda motor boros bahan bakar atau bensin. (Pixabay/@beejees)
Ilustrasi penyebab sepeda motor boros bahan bakar atau bensin. (Pixabay/@beejees)

 

Realitasonline.id | Motor matik dengan teknologi injeksi bahan bakar (Fuel Injection/FI) dipromosikan sebagai solusi untuk efisiensi BBM. Secara teori, sistem injeksi yang dikontrol ECU (Electronic Control Unit) harusnya mampu menyuplai bahan bakar secara presisi sehingga konsumsi BBM lebih irit dibandingkan karburator. Namun, banyak pengendara motor matik injeksi mengeluhkan motor mereka terasa boros bensin tanpa alasan yang jelas. Jika motor matik injeksi Anda mengalami boros bensin, masalahnya mungkin bukan pada teknologinya, melainkan pada keausan komponen atau setting yang tidak lagi ideal. Ada beberapa penyebab utama dan solusi yang bisa Anda terapkan.

Baca Juga: Gunakan Absensi Digital, Pemkab Deli Serdang Pastikan Kedisiplinan Jam Kerja Berjalan Transparan dan Akuntabel

Penyebab pertama motor injeksi menjadi boros adalah malfungsi atau pembacaan sensor yang tidak akurat. Sistem injeksi sangat bergantung pada sensor-sensor seperti Throttle Position Sensor (TPS), sensor suhu udara (IAT/IATS), dan sensor oksigen (O2 sensor). Jika salah satu sensor ini kotor atau rusak, ia akan mengirimkan data yang salah ke ECU. Misalnya, jika sensor suhu udara melaporkan bahwa suhu udara luar sangat dingin, ECU akan menyemprotkan lebih banyak bensin (campuran kaya) secara terus-menerus, padahal mesin sudah panas, yang berujung pada pemborosan BBM. Solusinya adalah melakukan servis rutin throttle body dan reset ECU untuk memastikan semua sensor bekerja dan terkalibrasi dengan baik.

Penyebab kedua terletak pada kondisi filter udara dan busi. Filter udara yang sangat kotor dan tersumbat akan mengurangi pasokan udara ke ruang bakar. Untuk mencapai pembakaran yang optimal, ECU dipaksa menyemprotkan lebih banyak bensin (campuran kaya) karena kurangnya udara. Efeknya, konsumsi BBM meningkat. Demikian pula dengan busi yang sudah aus; percikan api yang lemah menyebabkan pembakaran tidak sempurna, sehingga mesin membutuhkan lebih banyak bensin untuk menghasilkan tenaga. Solusinya, ganti filter udara dan busi sesuai jadwal yang direkomendasikan pabrikan.

Penyebab ketiga dan sering diabaikan adalah kerusakan pada sistem transmisi CVT. V-belt, roller, atau kampas ganda yang sudah aus atau kotor akan meningkatkan gesekan dan membuat mesin harus bekerja lebih keras (putaran mesin lebih tinggi) untuk menghasilkan kecepatan yang sama. Kerja mesin yang ekstra keras ini secara langsung menaikkan konsumsi BBM. Solusinya adalah disiplin dalam melakukan servis CVT setiap 8.000 hingga 10.000 km, memastikan semua komponen bersih dan dalam batas toleransi keausan. Dengan mengatasi masalah pada sensor, menjaga kebersihan filter dan busi, serta merawat CVT, Anda akan mengembalikan efisiensi motor matik injeksi Anda ke kondisi optimal.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zufarnesia

Tags

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X