Realitasonline.id | Isu mematikan Air Conditioner (AC) mobil saat melibas jalanan menanjak adalah salah satu mitos otomotif paling legendaris yang sering diwariskan secara turun-temurun antar pengemudi. Anggapan ini didasarkan pada logika sederhana bahwa kompresor AC mengambil daya dari putaran mesin. Dengan mematikan AC, beban pada mesin berkurang, dan sisa tenaga mesin dapat sepenuhnya didedikasikan untuk mengatasi gravitasi, yang secara teori akan membuat mobil lebih bertenaga dan, sebagai imbasnya, lebih irit bahan bakar. Namun, seberapa benarkah teori ini di era mobil modern?
Faktanya, anggapan ini memiliki landasan kebenaran, tetapi pengaruhnya sangat bergantung pada usia, kapasitas, dan teknologi mobil yang Anda gunakan. Pada mobil-mobil lawas dengan kapasitas mesin kecil, di bawah 1.500 cc, dan menggunakan teknologi mesin yang belum seefisien mobil modern, kompresor AC memang mengambil porsi tenaga yang cukup signifikan. Dalam kondisi seperti ini, mematikan AC saat menanjak curam dengan muatan penuh akan terasa dampaknya; mobil akan terasa sedikit lebih responsif dan lebih mudah menjaga momentum tanjakan, yang secara tidak langsung mencegah mesin bekerja terlalu keras dan boros bensin.
Namun, situasinya berbeda drastis pada mobil-mobil keluaran terbaru. Mobil modern kini dilengkapi dengan mesin berteknologi injeksi dan manajemen daya yang jauh lebih canggih. Kompresor AC pada mobil modern dirancang agar beban yang diambilnya tidak terlalu memengaruhi performa mesin secara drastis, terutama pada mesin berkapasitas besar. Mesin modern dapat mengkompensasi beban tambahan dari kompresor AC dengan mengatur supply bahan bakar secara instan tanpa mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk menanjak. Oleh karena itu, bagi sebagian besar mobil modern yang dalam kondisi prima, mematikan AC saat tanjakan tidak akan memberikan pengaruh signifikan pada penghematan BBM atau performa.
Justru, ada risiko lain yang perlu dipertimbangkan. Jika mobil Anda adalah mobil manual dan Anda terpaksa mematikan AC hanya untuk menghindari mesin mati di tengah tanjakan, hal itu sebenarnya mengindikasikan bahwa ada masalah mendasar pada mobil Anda, baik itu perawatan mesin yang kurang, kelebihan muatan, atau pemilihan gigi yang salah. Mengandalkan mematikan AC sebagai "obat kuat" bukanlah solusi yang berkelanjutan.
Faktor yang jauh lebih penting dalam menghemat BBM saat menanjak adalah teknik mengemudi. Selalu gunakan rasio gigi yang tepat (gigi rendah) untuk mempertahankan momentum dan RPM yang ideal. Hindari memaksa mesin bekerja pada gigi yang terlalu tinggi karena ini justru akan membuat mesin "ngeden" dan memboroskan bensin. Selain itu, pastikan kondisi mobil Anda prima, termasuk tekanan ban yang optimal dan sistem pendingin yang sehat, karena overheating di tanjakan jauh lebih berbahaya daripada boros bensin.
Sebagai kesimpulan, mematikan AC saat tanjakan curam bisa menjadi trik darurat untuk menambah sedikit torsi pada mobil bermesin kecil atau mobil yang sedang membawa beban sangat berat, sekaligus meminimalkan risiko mesin mati mendadak. Namun, ini bukanlah kunci utama untuk penghematan BBM jangka panjang. Jika Anda merasa mobil Anda tidak kuat menanjak tanpa mematikan AC, fokuslah pada perawatan rutin dan teknik mengemudi yang benar, bukan hanya pada tombol AC semata.