Realitasonline.id | Memilih mobil dengan transmisi otomatis, bisa dibilang sebagai pilihan bijak. Bagaimana tidak, situasi kota besar seperti Jakarta tidak bisa lepas dari kata macet. Oleh sebab itu, konsumen mobil banyak memilih mobil dengan transmisi otomatis. Walaupun dirasa praktis, mobil dengan transmisi otomatis tetap butuh perawatan agar selalu bisa bekerja dengan baik, khususnya pada pelumasan transmisi.
Saat melintasi kemacetan di perkotaan, transmisi matic mobil bekerja keras, karenanya sangat penting untuk mengganti oli transmisi secara berkala. Hal ini menjadi penting agar komponen internal transmisi tidak lekas mengalami keausan. Umumnya oli transmisi matic mobil harus diganti setiap 40.000-60.000 Km, tergantung rekomendasi dari pabrikan.
Tidak sedikit pemilik yang kurang paham antara ganti dan kuras oli transmisi matic mobil. Yang dimaksud dengan kuras adalah mengeluarkan seluruh oli yang ada dalam sistem transmisi, termasuk di dalam body valve dan bagian lain. Sedangkan untuk ganti oli hanya sebagian saja. Cara yang dilakukan pun berbeda, bila ganti hanya mengeluarkan oli dari baut pembuangan (drain plug) pada transmisi. Sedangkan untuk kuras, pembuangan oli dilakukan dari slang pendingin transmisi matic.
Ada beberapa tanda yang timbul bisa oli transmisi sudah minta diganti. Salah satunya adalah kinerja transmisi yang tidak sebagaimana mestinya, perpindahan gigi (shifting) lambat, terjadi hentakan saat pindah gigi atau timbul suara dengung dari transmisi. Dilihat dari sisi fisik oli transmisi, perubahan warna menjadi coklat kehitaman, timbul gram atau serpihan logam pada oli dan sudah timbul bau gosong adalah tanda waktunya kuras oli transmisi.