Realitasonline.id | Tidak sedikit pemilik kendaraan yang beranggapan bahwa dengan melepaskan catalytic converter atau katalis membuat performa mobil menjadi lebih baik. Secara logika teknis, melepaskan komponen katalis membuat aliran gas buang lebih lancar dan diharapkan memberikan peningkatan tanaga karena sudah tidak ada hambatan lagi.
Nyatanya, melepaskan komponen katalis bisa cukup merugikan bila tidak ditangani dengan benar. Terutama dampak yang berpotensi merusak komponen lain di mobil, ujungnya bisa kena biaya Ganti komponen yang tidak murah. Yuk, kita jabarkan sama-sama
Saat pemilik berharap dengan menyingkirkan komponen katalis performa mobil meningkat, namun sistem pada Electronic Control Unit (ECU) berkata lain. Ketika katalis dilepaskan, sensor oksigen akan membaca data yang tidak valid. Dengan begitu ECU akan menyesuaikan campuran bahan bakar secara tidak optimal. Mesin akan bekerja lebih keras dan tentunya tidak efisien.
Masih berhubungan dengan ECU, ketika membaca data yang salah, umumnya indikator “check engine” akan menyala. ECU mendateksi sesuatu yang tidak normal pada sistem gas buang kendaraan. Dalam beberapa jenis kendaraan akan masuk ke “safe mode” untuk membatasi performa mesin.
Selain itu, melepaskan komponen katalis juga bisa merusak komponen lain dari saluran pembuangan itu sendiri. Saat komponen katalis tidak berada di tempatnya, serpihan logan atau sisa-sisa pembakaran akan masuk ke komponen lain seperti muffler dan resonator. Dalam jangka waktu tertentu, bukan tidak mungkin akan merusaknya.A
Belum lagi ditambah kendaraan jadi menghasilkan gas buang yang tidak ramah lingkungan dan melanggar batas aman emisi gas buang yang ditetapkan pemerintah. Sebaiknya dalam memodifikasi komponen di kendaraan, diperhitungkan untung dan ruginya. Agar di kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau merugikan.
