Tips Memilih Bahan Bakar Mobil yang Cocok Agar Mesin Lebih Awet dan Tidak Cepat Mengalami Knocking

photo author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:15 WIB
 Keterangan foto: Indikator BBM Mobil (Realitasonline/ wuling.id)
Keterangan foto: Indikator BBM Mobil (Realitasonline/ wuling.id)

Realitasonline.id - Memilih bahan bakar untuk kendaraan bukan sekadar mengisi yang paling murah atau yang sedang tersedia di SPBU terdekat. Setiap mesin memiliki karakteristik pembakaran yang berbeda dan membutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan tertentu agar proses pembakaran berlangsung sempurna. Jika mesin menerima bahan bakar dengan oktan yang tidak sesuai, gejala knocking atau detonasi bisa muncul. Knocking adalah suara ketukan halus hingga keras pada mesin akibat pembakaran yang terjadi terlalu cepat atau tidak merata. Jika dibiarkan terus menerus, mesin bisa mengalami kerusakan serius. Karena itulah pemilik kendaraan perlu memahami bagaimana memilih bahan bakar yang tepat agar mesin mobil tetap awet, responsif, dan efisien.

Langkah pertama dalam menentukan bahan bakar adalah mengetahui rasio kompresi mesin mobil. Semakin tinggi nilai kompresi, semakin tinggi pula kebutuhan oktan bensin yang diperlukan. Mesin dengan kompresi tinggi, seperti pada mobil modern berturbo atau berteknologi direct injection, memerlukan bensin minimal oktan 92 bahkan lebih tinggi. Bila menggunakan oktan lebih rendah, bensin akan mudah terbakar sebelum busi memercikkan api sehingga timbul knocking. Sementara mobil berkompresi rendah masih dapat menggunakan oktan standar tanpa menimbulkan efek negatif berarti. Informasi mengenai rasio kompresi atau rekomendasi bahan bakar dapat dilihat pada buku manual kendaraan atau stiker petunjuk di dekat tutup tangki.

Faktor kedua yang perlu diperhatikan adalah kondisi penggunaan kendaraan. Bahan bakar tidak hanya ditentukan oleh spesifikasi mesin, tetapi juga dipengaruhi oleh gaya berkendara dan kondisi rute yang sering dilalui. Jika mobil sering digunakan untuk perjalanan jauh dengan kecepatan tinggi, membawa beban berat, melewati tanjakan, atau sering menghadapi kemacetan kota besar, bahan bakar beroktan lebih tinggi lebih ideal. Pembakaran yang lebih bersih dan stabil akan membantu menjaga suhu mesin tetap terkontrol sehingga umur komponen internal lebih panjang. Sementara jika mobil digunakan santai dan lebih banyak beroperasi di jarak pendek, penggunaan bahan bakar oktan menengah masih aman asalkan sesuai rekomendasi pabrikan.

Baca Juga: Teknologi Fitur ADAS Pada Mobil Modern dan Manfaatnya Untuk Keamanan Berkendara di Perkotaan

Pemilik kendaraan juga perlu memperhatikan kualitas SPBU tempat mengisi bahan bakar. Tidak semua stasiun memiliki standar kebersihan tangki penampungan yang sama. Bensin yang tercampur air atau kotoran dapat mengganggu kerja injektor, menyumbat fuel rail, hingga mengubah rasio campuran udara dan bahan bakar dalam ruang bakar. Kondisi ini bisa memicu tarikan mesin menjadi lebih berat, idle tidak stabil, dan konsumsi bahan bakar membengkak. Karena itu, biasakan mengisi di SPBU yang terpercaya, ramai, dan memiliki sistem distribusi yang baik agar bahan bakar selalu segar dan tidak mengendap lama di tangki penyimpanan.

Selain itu, penggunaan additive atau campuran zat tambahan sering menjadi pilihan sebagian pengemudi yang ingin meningkatkan performa mesin. Additive memang dapat membantu menjaga kebersihan injektor dan ruang bakar, namun penggunaannya tidak boleh berlebihan. Terlalu banyak additive dapat menghasilkan residu yang justru mengganggu sistem pembakaran. Jika ingin menambah additive, gunakan sesuai dosis yang tertera dan lakukan hanya sesekali, bukan setiap pengisian. Lebih baik lagi jika memilih bahan bakar yang sudah diformulasi dengan pembersih internal agar injektor tetap bersih tanpa tambahan zat lain.

Hal yang juga harus diperhatikan adalah perawatan ruang bakar secara berkala. Meski sudah memakai bahan bakar sesuai oktan, kerak karbon tetap dapat terbentuk seiring jarak tempuh penggunaan. Kerak ini dapat meningkatkan rasio kompresi sehingga gejala knocking lebih mudah muncul. Membersihkan ruang bakar dapat dilakukan dengan metode carbon cleaning, penggunaan cairan pembersih injektor, atau melakukan tune up di bengkel terpercaya. Semakin bersih ruang bakar, semakin sempurna proses pembakaran dan semakin rendah potensi knocking pada mesin.

Baca Juga: Panduan Servis Berkala Mobil Agar Tetap Awet dan Mengurangi Risiko Kerusakan Komponen Vital

Gejala knocking sendiri dapat dikenali melalui suara "ketukan" kecil dari mesin saat akselerasi. Jika Anda merasakan gejala ini, segera beralih ke bahan bakar oktan lebih tinggi. Jangan menunggu hingga suara menjadi lebih keras, karena efek jangka panjangnya bisa merusak piston, ring, hingga dinding silinder. Selain itu, hindari memaksakan mobil berakselerasi keras pada gigi rendah karena tekanan pembakaran meningkat dan berisiko menimbulkan detonasi.

Perlu dipahami bahwa mesin modern dirancang semakin sensitif terhadap kualitas bahan bakar. Sensor oksigen, throttle body, dan ECU bekerja sangat presisi dalam mengatur campuran udara dan BBM. Jika kualitas bahan bakar buruk, ECU akan terus menyesuaikan timing pembakaran sehingga performa menurun. Efeknya bukan hanya tarikan loyo, tetapi juga pemakaian bensin menjadi lebih boros. Maka dari itu, memilih bahan bakar yang tepat sebenarnya bukan pengeluaran yang sia-sia, tetapi investasi jangka panjang untuk ketahanan mesin.

Pada akhirnya, pemilihan bahan bakar terbaik berlandaskan pemahaman mengenai kebutuhan mesin, kebiasaan penggunaan, serta kualitas SPBU tempat pengisian. Bahan bakar beroktan tinggi memang lebih mahal, tetapi manfaatnya terasa jelas dalam jangka panjang: mesin lebih dingin, tenaga lebih merata, suara halus, dan komponen internal lebih awet. Sementara menggunakan oktan tidak sesuai rekomendasi mungkin terlihat hemat di awal, namun berpotensi memicu kerusakan yang biaya perbaikannya jauh lebih besar.

Baca Juga: Tips Meningkatkan Performa Motor Matic Tanpa Harus Mengganti Komponen Mesin Secara Berlebihan

Memilih bahan bakar yang tepat adalah langkah penting untuk menjaga performa mesin mobil tetap optimal dan terhindar dari knocking. Ketahui rasio kompresi mobil, sesuaikan dengan gaya berkendara, pilih SPBU terpercaya, lakukan perawatan injeksi, serta hindari kebiasaan mengemudi yang memaksa mesin bekerja terlalu keras. Dengan perhatian sederhana ini, kendaraan akan lebih awet, tarikan responsif, dan perjalanan terasa lebih nyaman di setiap kondisi.(KN)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X