Turunkan Kasus Stunting Agincourt Resources Raih Tamasya Award

photo author
- Kamis, 14 Desember 2023 | 10:45 WIB
  Terima: Direktur & Chief Financial Officer (CFO) PTAR  Noviandri menerima penghargaan yang diserahkan Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Julian Ambassadur Shiddiq.   (Realitasonline/dok)
Terima: Direktur & Chief Financial Officer (CFO) PTAR Noviandri menerima penghargaan yang diserahkan Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Julian Ambassadur Shiddiq. (Realitasonline/dok)

 

Jakarta-Realitasonline.id | PT Agincourt Resources, (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, meraih Penghargaan Kinerja Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau Tamasya (Tambang Menyejahterakan Masyarakat) Award 2023, kategori implementasi bidang kesehatan melalui intervensi berbasis bukti dan revitalisasi Posyandu dalam penanganan stunting.

Penghargaan diserahkan Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Julian Ambassadur Shiddiq dan diterima Direktur & Chief Financial Officer (CFO) PTAR  Noviandri Hakim di Jakarta, Jumat (8/12/2023).

“Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkolaborasi menjalankan program kesehatan ini dan juga kepada Kementerian ESDM atas penganugerahan Tamasya Award. Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan kinerja dan terus mengembangkan inisiatif, bekerja sama dengan semua pihak terkait, dan menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas dalam operasional
perusahaan,” kata Noviandri.

Baca Juga: Plot Twist! Ini Dia Sosok Ahli Waris Hermes, Bukan Keluarga?

Menurutnya, Tamasya Award menjadi pengakuan terhadap komitmen jangka panjang PTAR dalam mengubah paradigma kesehatan masyarakat. Dengan fokus pada upaya pencegahan dan edukasi, PTAR berkontribusi dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.

“Kami meyakini bahwa dengan terus menjaga komitmen dan kolaborasi yang kuat, kita bisa bersama-sama menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan seperti dalam mengatasi masalah stunting, gizi buruk, penguatan peran lembaga atau institusi kesehatan di masyarakat serta memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, ” tutur Noviandri.

Ia menambahkan, penghargaan Kinerja PPM atau Tamasya Award yang perdana digelar tahun ini merupakan apresiasi pemerintah kepada badan usaha pertambangan minerba yang telah menjalankan kinerja PPM dengan baik.

Baca Juga: Capai 1.071 Persil, Aset Tanah Tersertifikasi di Kota Medan Meningkat Drastis

Tamasya Award 2023 yang perdana diselenggarakan Ditjen Minerba Kementerian ESDM ini diharapkan memacu semangat dan komitmen badan usaha pertambangan minerba dalam menerapkan program PPM.

"Dengan demikian, kegiatan pertambangan dapat berjalan baik dan optimal serta turut membantu menyejahterakan masyarakat sekitar tambang secara berkelanjutan, " tuturnya.

Secara umum, tahap dalam kegiatan penilaian prestasi kinerja PPM/Tamasya Award terbagi menjadi 5 tahap, yaitu seleksi administrasi, wawancara penilaian kinerja PPM secara daring, wawancara klarifikasi akhir dengan tim penilai sekaligus ajang eksposisi badan usaha bagi komoditas mineral dan verifikasi lapangan bagi komoditas batubara sebagai upaya memberikan gambaran utuh kinerja program PPM, rapat  pleno dan penentuan peraih penghargaan.

Baca Juga: Universitas King Abdulaziz Buka Beasiswa Program Pascasarjana Tahun 2024

Mengutip situs web Ditjen Minerba Kementerian ESDM, pemerintah telah mengatur PPM dalam beberapa regulasi turunan dari Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba, antara lain Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2018, Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018, serta Keputusan Menteri ESDM Nomor
1824 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan PPM.

Kesehatan merupakan salah satu pilar PPM PTAR, selain pendidikan, tingkat pendapatan riil/pekerjaan, kemandirian ekonomi, sosial budaya, pengelolaan lingkungan hidup, kelembagaan, dan infrastruktur.

"Stunting menjadi salah satu masalah yang mendapat perhatian khusus dari PTAR. Sebab, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) pada tahun 2022 menjadi wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sumatra Utara, yakni 39,4% atau 293 anak. Angka ini melonjak 8,6 poin dari 2021 yang sebesar 30,8%, " ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB

Terpopuler

X