Baca Juga: Lemina dan Doherty Cetak Gol, Wolves Unggul Tipis atas The Blues
Sebelumnya sungai Aek Haidupan di kenegerian Siualuompu meluap mengakibatkan sebuah jembatan amblas mengakibatkan akses jalan lingkar ini putus.
Selain jembatan, pipa induk SPAM yang melintang disisi jembatan rusak dan tidak bisa dimanfaatkan sebagai mana peruntukannya.
Melalui gotong royong, sebuah jembatan darurat dibangun, tak berselang lama amblas oleh luapan sungai. Tercatat sampai tiga kali di bangun jembatan darurat tak satu pun bertahan oleh terjangan luapan sungai.
Baca Juga: Beri Ruang untuk Refleksi Harian, Intuisi: Ini 9 Kebiasan Sehari-hari Agar Semakin Intuitif
Badan jalan di seputarannya juga amblas mengancam rumah warga, belum lagi tembok sungai yang amblas akibat dasar sungai tergerus cepat diakibatkan jembatan yg amblas.
Hingga kini kerusakan akibat bencana alam luapan sungai ini belum ada tanda-tanda untuk di perbaiki oleh instansi terkait.
Dari kondisi kerusakan yang terjadi ini,boleh dikatakan untuk memperbaiki kembali akan membutuhkan dana mencapai miliaran rupiah.
Baca Juga: Mengubah Cara Pandang soal Pekerjaan yang tak sesuai Ekspektasi, Senggol 16 Tipe Kepribadian Manusia
Diketahui, instansi yang berwenang dalam hal ini adalah kementerian PUPR atau Badan Wilayah Sungai Sumatera Utara.
Sulit memperoleh informasi detail terhadap kejadian bencana ini. Namun seperti pernah diberitakan media ini, bahwa pihak yang berwenang menunggu anggaran tahun 2024.
Berbeda bencana longsor yang menimpa beberapa titik ruas jalan negara, boleh secepatnya tertanggulangi dengan menggunakan alat berat membuang bongkahan tanah yg menimbun jalan, sehingga dengan hitungan jam jalan dimaksud boleh kembali dilalui seperti sediakala.
Baca Juga: Hindari Bahasa Tubuh ini Saat Publik Speaking Agar Dianggap Profesional
Untuk bencana alam longsor lereng gunung yang menimpa badan jalan boleh cepat tertanggulangi atas sinergitas pemerintah ,kepolisian, TNI serta masyarakat dengan perusahaan dan perorangan yang memiliki alat berat.
Dari beberapa kejadian bencana alam belakangan ini diwilayah Tapanuli Utara terpicu oleh cuaca ekstrim serta dimungkinkan oleh rusaknya ekosistem seperti penebangan kayu yang tidak terkontrol.
