Realitasonline.id - Batu Bara | PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum melakukan ekspor Alumunium Ingot Seri G-1 sebanyak 7.000 Metric Ton (MT) ke China, diberangkatkan dari pelabuhan Inalum di Kuala Tanjung, Jumat (29/3/2024).
Ekspor Alumunium ingot tersebut merupakan ekspor perdana momen pertama korporasi tahun 2024, membuktikan Inalum mampu menciptakan produk aluminium berkualitas, berstandar global, dan semakin kompetitif di pasar global,.
Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende melalui humas PT Inalum Gilang Sukma, Sabtu (30/3/2024) menjelaskan bahwa ekspor ini merupakan langkah perusahaan dalam melakukan ekspansi pasar tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di pasar global.
”Momen ekspor ini merupakan langkah perusahaan dalam hal ekspansi pasar aluminium khususnya pasar global," ujarnya.
Hal tersebut, lanjutnya, sejalan salah satu dari tiga mandat diberikan pemerintah kepada keluarga besar BUMN Holding MIND ID, yaitu terkait memiliki kepemimpinan pasar yang terwujud, melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.
"Sekaligus pembuktian korporasi atas kemampuan yang mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik dan juga pasar internasional,” ujar Mahyaruddin.
Dijelaskan,Inalum memproduksi 4 jenis aluminium Ingot kualitas premium berdasarkan level kemurnian, yaitu: S1-A (99,92%), S1-B (99,90%), S2 (99,85%), dan G1 (99,70%).
Dari beberapa aluminium ingot kualitas premium yang diproduksi Inalum, 99,90% merupakan yang paling banyak diminati, karena memiliki berat 22,7 kg per batang dengan dua tingkat kemurnian aluminium; 99,90% dan 99,70%.
Kualitas Aluminium Ingot Inalum juga mengacu pada JIS h2102 (Virgin Aluminium Ingot) dan JIS H1305 (Metode Analisis Spektrokimia Emisi Optik untuk Aluminium dan Paduan Aluminium).
Selain itu, Inalum juga terus melakukan aksi korporasi dalam rangka peningkatan kapasitas produksi sebagai respon atas tingginya potensi pasar aluminium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton.
”INALUM saat ini juga tengah fokus pada penyelesaian beberapa proyek-proyek strategis khususnya untuk meningkatkan kapasitas produksinya secara bertahap dan diharapkan bisa mencapai angka produksi hingga 500 ribu ton dalam 5 tahun kedepan,” tambah Mahyaruddin.