Realitasonline.id - Deli Serdang | Sektor ekonomi kreatif (ekraf) di Provinsi Sumut secara umum sudah semakin baik. Namun, pengembangan ekosistem ekraf perlu dilakukan secara berkelanjutan yang tidak hanya dikerjakan oleh pemerintah saja, tapi memerlukan kolaborasi berbagai pihak terutama pelaku ekraf, akademisi, dan media.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Kadisbudparekraf Sumut) Zumri Sulthony mengatakan bahwa perkembangan ekraf di Sumut sudah cukup hebat. Namun, perkembangan itu terjadi dengan sendiri-sendiri dan kekuatan masing-masing sehingga belum terbentuk menjadi sebuah ekosistem yang kuat.
"Ketika bicara ekraf, ekraf kita (di Sumut) itu sebenarnya hebat, tapi ternyata masih menyebar, parsial semuanya. Jadi dia belum terbentuk ekosistem. Ketika bicara ekositem itu kan saling mengikat, ketika satu nggak ada maka dia mati, nggak terbentuk," kata Zumri dalam sambutannya saat membuka Workshop Pengembangan Ekonomi Kreatif di Deli Serdang, semalam.
"Harapannya, di pertemuan kita ini di Sumatera Utara ini pada akhirnya memiliki ekosistem ekraf. Dan ini tentunya menjadi cikal bakal yang terus berkembang, Sumatera Utara punya (potensi) ekosistem yang besar," imbuhnya.
Ketua Pokja Tugas Pembantuan Direktorat Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf Yanuar Arif yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa ekraf memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia.
Kata Yanuar, Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang hebat sehingga mengantarkan negara ini sebagai negara yang memberikan kontribusi ekraf terbesar ketiga di dunia setelah Amerika dan Korea Selatan.
"Sumbangan PDB (Produk Domestik Bruto) ekonomi kreatif Indonesia terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan mencapai angka Rp1.400an triliun di tahun 2023. Dan Bapak/ibu semua yang ada di sini (pelaku ekraf) adalah aktor-aktor utama pencapaian itu," kata Yanuar.
Dalam workshop yang dilaksanakan selama dua hari di d'Primahotel Kualanamu Deli Serdang itu, Disbudparekraf berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf) dengan menghimpun para pelaku ekraf mulai dari pegiat fesyen, kuliner, seni kriya, dan UMKM lainnya. Selain itu ada juga para akademisi mulai dari guru, mahasiswa hingga dosen serta dihadirkan pula para jurnalis berbagai media.