Menurutnya, untuk langkah selanjutnya, mudah-mudahan dalam beberapa minggu ini bila cuaca mendukung air sudah bisa dialirkan ke lahan persawahan warga dan
"Kita sama-sama berdoa, pekerjaan rehabilitasi irigasi yang rusak akibat tertimbun longsor ini bisa normal kembali dan sawah warga bisa diairi kembali," terangnya.
Menurut Timur, rusaknya irigasi persawahan warga di DI Ujung Gurap ini diakibatkan bencana longsor dan banjir beberapa bulan lalu, sehingga sungai Ujung Gurap yang meluap membuat pintu air irigasi jebol dan saluran irigasi tertimbun material tanah.
"Saluran irigasi yang tertimbun longsoran material, panjangnya ada sekira 200 meter dan untuk mengatasi lancarnya air ke persawahan, akan dibuat gorong-gorong sebagsi saluran air, mengungguli dilakukannya pencucian sendinen irigasi dari material tanah," sebutnya.
Sementara Camat Kecamatan Batunadua Kota Padangsidimptan Antoni Siregar menjelaskan akibat kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan bencana alam, ada 7 Desa di wilayahnya yang mengalami kekeringan air persawahan.
Desa-desa tersebut yakni, Desa Gunung Hasahatan, Ujung Gurap, Purwodadi, Sibaruas, Diloting, Pudun Julu dan Desa Aek Tuhul, termasuk persawahan di Kelurahan Batunadua Julu dan di Kelurahan Batunadua Jae sebahagian.
"Sedikitnya ada 400 hektar lahan persawahan yang mengalami kekeringan dan rehabilitasi irigasi ini tentu untuk kepentingan masyarakat, walaupun pihak pekerja cukup kesulitan untuk melakukan pekerjaan akibat lokasi yang sulit untuk dimasuki alat berat," ungkapnya. (RI)